Program menabung dengan menyetor sampah sudah beberapa kali diberitakan media masa. Tapi tabungan tersebut biasanya dikelola secara informal, meskipun sering disitilahkan dengan Bank Sampah, yang dikomandoi oleh seseorang yang peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Kalaupun kegiatan bank sampah tersebut terorganisir, biasanya dilakukan oleh paguyuban tertentu, koperasi, atau organisasi di level RT. Sampah yang dikumpulkan punya manfaat secara ekonomi karena bisa dijual, didaur ulang, atau dijadikan berbagai barang kerajinan.
Aktivitas bank sampah tersebut lebih mirip gerakan simpan pinjam. Yang banyak menyetor sampah berarti punya deposit dalam nilai rupiah, yang bisa dipinjam oleh anggota paguyuban yang punya kebutuhan mendesak. Pinjaman tersebut bisa dicicil dengan menyetor sampah.
Nah, sekarang, ada sebuah bank besar yang secara resmi mengumumkan programnya yang berkaitan dengan sampah. Gerakan "Ayo Menabung dengan Sampah" tersebut diinisiasi oleh Bank Negara Indonesia (BNI).
Namun BNI tidak akan mengambil alih tugas paguyuban atau kelompok masyarakat yang selama ini sudah berhasil melaksanakan program bank sampah. Justru BNI mengajak bekerjasama dengan menjadikannya sebagai perpanjangan tangan BNI dalam menghimpun tabungan.
Kelompok masyarakat tersebut dijadikan sebagai agen BNI yang dilengkapi dengan mesin EDC (electronic data capture) yang diberikan BNI. EDC ini terhubung ke sistem pembukuan BNI persis seperti yang digunakan kasir di toko serba ada yang menerima pembayaran non tunai.
Artinya, warga yang menyetor sampah tidak perlu kawatir kalau tabungannya disalah gunakan oleh pengurus paguyuban, karena arus transaksi dilakukan melalui sistem perbankan.
Sebagai contoh, belum lama ini, kegiatan bank sampah di Kerabat Pulo Kambing, Jakarta Timur, telah bekerjasama dengan BNI Kantor Cabang Rawamangun, Jakarta. Demikian pula bank sampah di beberapa kota lain, ada pula yang sudah bekerjasama dengan BNI yang ada di kota setempat.
Jadi, penyetor sampah tidak perlu menyetor ke kantor bank yang nyaman dan bersih, yang malah bikin risih, tapi tetap ke pos pengumpul sampah sebagaimana sebelumnya.Tak perlu pakai baju rapi. Pakai kaos dan sandal jepit juga oke.
Keterlibatan BNI terwakili oleh mesin EDC itu tadi. Tentu sebelum BNI membuat kesepakatan, sudah meyakini bahwa pengurus bank sampah yang akan diberikan EDC dan dilatih cara menggunakannya, dapat dipercaya, dan terbukti selama ini sudah berhasil dalam menggerakkan masyarakat untuk menyetor sampah.
Mungkin secara hitung-hitungan bisnis, BNI tidak atau belum menuai untung dari kerjasama tersebut. Namun hal itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dari manajemen BNI.