Asian Para Games 2018 secara resmi telah dibuka Presiden Joko Widodo Sabtu (6/10) malam di Gelora Bung Karno (GBK). Acara tersebut lumayan meriah, tidak kalah dari pembukaan Asian Games, 18 Agustus yang lalu.
Sayangnya, harus diakui acara pembukaan Asian Para Games kurang bergaung, karena tidak banyak mendapat perhatian publik, khususnya dari warga Jakarta dan sekitarnya, tempat berlangsungnya pertandingan dan perlombaan 18 cabang olah raga sampai tangal 13 Oktober mendatang.
Sebetulnya kalau kita berharap fokus perhatian publik akan tercurah seperti pada event Asian Games yang lalu, mungkin menjadi harapan yang terlalu berlebihan. Masalahnya, berita musibah yang menimpa saudara kita di Sulawesi Tengah, masih relatif baru, belum hilang suasana duka kita. Bahkan dalam pembukaan Asian Para Games kemaren, semua yang hadir di GBK sejenak mengheningkan cipta untuk korban bencana alam tersebut.
Kemudian, mulai Senin (8/10) besok, Indonesia juga menjadi tuan rumah IMF-World Bank Meeting, di mana sekitar 15.000 orang delegasi dari berbagai negara akan berkumpul di Bali. Tentu banyak hal berkaitan dengan pertemuan ini akan menjadi berita utama di berbagai media.
Satu hal yang perlu pula dicatat, Asian Para Games yang merupakan ajang pesta olah raga terbesar se Asia untuk atlet yang berkebutuhan khusus, nilai komersialnya tentu relatif kecil, karena memang lebih mengutamakan nilai sosial. Jadi, bila acara pembukaan hanya diliput secara langsung oleh TVRI saja, mohon dimaklumi.
O ya jangan sebut atlet yang berlaga sebagai atlet berkategori disability, karena di acara pembukaan kemaren, slogan ability tampil dominan. Artinya, kesetaraan menjadi tema utama dalam Asian Para Games.
Bahkan, saat Presiden ditemani seorang gadis remaja yang juga atlet berkebutuhan khusus Indonesia, Karunia Rudianti, memanah ke arah tulisan besar DISABILITY, anak panah Presiden berhasil menjatuhkan huruf DIS, sehingga tinggal ABILITY. Hal ini merupakan salah satu momen yang bersifat kejutan pada pembukaan Asian Para Games.
Adapun acara lain yang tersaji, sama memukaunya dengan acara pembukaan Asian Games. Beragam tarian yang menggambarkan pluralitas Indonesia yang dipersembahkan oleh para penari dari Solo, sangat menarik.
Demikian pula lagu resmi Asian Para Games "Song of Victory" yang dibawakan oleh vokalis terkenal Armand Maulana yang ditemani sejumlah penyanyi papan atas lainnya, juga tidak kalah asyik ketimbang "Meraih Bintang"-nya Via Vallen yang selalu bergaung saat Asian Games.
Sayangnya ya itu tadi, mungkin karena liputan media yang tidak sebanyak Asian Games, acara pembukaan kemaren terkesan kurang bergaung. Di tribun GBK pun, seperti tersorot oleh kamera TVRI, banyak sekali kursi yang kosong.
Makanya, kemegahan acara yang konsepnya dirancang oleh Jay Subiakto ini, kalah heboh dengan acara pembukan Asian Games yang tim kreatifnya diarsiteki oleh Wisnutama, Denny Malik, Eko Supriyanto dan Addie MS.