Bandung Creative Hub (BCH) relatif masih baru beroperasi, tepatnya diresmikan tangal 28 Desember 2017 yang lalu. Gedungnya yang rada nyentrik sangat bernuansa kekinian. Tentu maksudnya agar menarik sebanyak mungkin mansyarakat untuk berkunjung ke sana.
Lalu, setelah berkunjung dan mengenal apa saja fasilitas yang tersedia di sana, anak muda yang tinggal di Bandung dan sekitarnya, diharapkan tertarik untuk berkarya, melahirkan berbagai kreativitas. Bagi yang belum tahu, alamat BCH adalah di Batununggal, tepatnya Jalan Laswi nomor 7, Bandung.
Apa saja yang tersedia di gedung berlantai 5 tersebut? Saya yang kebetulan berkesempatan ke sana, Kamis (9/8) yang lalu, melihat ada banyak fasilitas yang tersedia. Yang sangat bermanfaat untuk berkarya adalah co-working space di lantai 2. Di lantai ini pula ada perpustakaan dan kantor manajemen BCH.
Sedangkan di lantai 1 terdapat ruang besar untuk toko disain dan ruang pameran. Di samping itu juga ada lobi utama, kafe, dan musala. Berikutnya di lantai-lantai lain terdapat auditorium, studio tari, studio musik, studio animasi dan game, studio fotografi, ruang kelas untuk pelatihan, studio kriya, studio fesyen, dan aula.
Ternyata banyak sekali fasilitasnya bukan? Sayang sekali kalau hal itu tidak dimanfaatkan. Apapun minat anak muda, sepertinya sudah ter-cover oleh BCH. Hanya saja saya tidak bisa bercerita banyak tentang berbagai studio di atas karena tidak melongok lebih dalam.
Saya lebih memilih untuk menikmati pameran yang saat itu tengah berlangsung yang dilakukan oleh para mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang tergabung dalam kelompok GSSTF (Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film). Berbagai lukisan dan karya artisitik dari para mahasiswa tersebut, cukup menarik untuk disimak.
GSSTF Unpad mengadakan pameran selama 2 hari yakni tanggal 8 dan 9 Agustus 2018. Selama 2 hari tersebut mereka juga melakukan happening art setiap jam 14.00 dan 17.00 dengan durasi selama 30 menit.
Happening art dimaksud adalah semacam kegiatan pre-event bagi acara parade teater, monolog, dan dramatisasi cerpen yang akan diadakan GSSTF akhir September mendatang. Poster tentang acara tersebut juga ikut dipamerkan di BCH.
Tepat sekali GSSTF memilih BCH sebagai tempat mereka unjuk kebolehan. Mudah-mudahan kelompok dari kampus lain atau komunitas lain juga terdorong untuk memanfaatkan BCH.
Kalau ditelusuri pemberitaan di media daring saat peresmian BCH, Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung saat itu mengatakan bahwa anak muda yang punya gagasan silakan datang ke BCH untuk mewujudkan gagasannya itu. Sebagian fasilitas bersifat gratis, sebagian harus menyewa seperti menggunakan komputer dan mencetak.
Setelah meningalkan hasil karya seni para mahasiswa, saya masih sempat melihat beberapa produk kerajinan para pengusaha kecil yang dipajang di BCH. Sayang sekali, mungkin karena gedung BCH masih baru, animo masyarakat untuk berkunjung ke sana masih sedikit, sehingga barang-barang yang dipajang belum terpromosikan secara baik.