Soal sepak bola di negara kita, ada hal yang bisa dibanggakan. Meskipun prestasi timnas masih belum sesuai harapan, dukungan dari para pendukung tetap "gila". Nah, kegilaan ini sering mendapat respek dari pemain asing.
Bahkan andaipun yang berlaga adalah timnas usia remaja, dukungan penonton tidak berkurang. Karena itu, Indonesia beberapa kali terpilih menjadi tuan rumah turnamen sepak bola usia remaja se Asia Tenggara.
Di luar negeri, sepak bola remaja tidak begitu menarik warga setempat untuk menonton. Di negara kita, turnamen seperti itu diliput banyak wartawan dan disiarkan langsung di salah satu stasiun televisi yang pasti menarik bagi sponsor.
Nah, seperti diketahui, sekarang di Sidoarjo, Jawa Timur sedang berlangsung turnamen Piala AFF U-16. Sebelas negara Asia Tenggara ikut dalam turnamen ini.
Ceritanya, seorang pemain Malaysia, namanya Amirul, sewaktu mau berangkat ke Indonesia, mengunggah di akun instagramnya kalimat yang menyatakan ia akan ke Indonesia dengan menyertakan gambar bendera kita.
Sayangnya bukan bendera merah putih yang terpampang, tapi bendera putih merah, milik negara Polandia. Terang saja akun tersebut diserang oleh warganet dari negara kita.
Tapi setelah itu Amirul menghapus unggahannya yang sempat bikin heboh. FAM atau PSSI-nya Malaysia juga sudah minta maaf.
Masalahnya bagi sebagian orang hal itu tetap mengesalkan. Tak ayal, saat Malaysia bertanding melawan Thailand, Senin (30/7) banyak penonton yang datang untuk mencaci pemain Malaysia dengan berteriak: "Malaysia anj**g" (menyebut nama binatang).
Wajar bila pemain dan official Malaysia merasa terteror dan tidak terjamin keselamatannya. Apalagi saat Piala AFF U-19 beberapa minggu lalu, di semi final yang mempertemukan Indonesia vs Malaysia, sebagian penonton melemparkan botol ke pemain Malaysia.
Pihak Malaysia menurut beberapa berita media daring, telah melaporkan hal ini ke AFC sebagai asosiasi yang mengatur sepak bola di Asia. Malaysia minta PSSI dihukum dan mengancam akan mundur dari turnamen, bila masih merasa dimusuhi.
Jelaslah, hukuman dari AFC sepertinya sudah di depan mata. Bila ini terjadi, jelas suatu kerugian besar bagi persepakbolaan kita. Tidak itu saja, citra positif suporter kita sebagai suporter yang kreatif, tercemar, bahkan akan disebut sebagai tukang bikin onar.