Sebuah stasiun televisi saat libur lebaran rajin menayangkan film-film lucu era 80-an yang dibintangi Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro). Warkop adalah grup lawak yang sangat sukses di dekade tersebut. Tapi meskipun kantong mereka tebal, penampilannya tetap oke dalam arti tidak membiarkan tubuhnya melar.
Tentu fisik mereka setelah puluhan tahun kemudian terlihat berubah. Satu-satunya personil Warkop yang masih ada, Indro, sekarang terlihat demikian "subur". Faktor usia memang tak bisa diingkari, karena Indro sudah berumur 60 tahun.
Tapi kalau kita melihat para pelawak era sekarang yang masih tergolong "balita" alias di bawah lima puluh tahun usianya, sulit mencari yang berhasil menjaga body-nya tetap langsing. Bisa jadi penghasilan pelawak sekarang jauh lebih besar karena rating acaranya di televisi termasuk tinggi.
Maka banyak dari mereka yang setiap malam nongol di layar kaca. Tentu saja honornya menggunung. Di lain pihak mereka tidak punya kesempatan berolahraga. Kalaupun mereka punya waktu istirahat beberapa jam, pasti dipakai buat tidur, membayar "utang" tidurnya yang semakin bertumpuk.
Jangan heran kalau nama-nama berikut ini, ditulis secara spontan seingatnya saja, semakin gendut perutnya. Tukul, Cak Lontong, Denny Chandra, Ronald Surapraja, Dicky Chandra, Ferry Maryadi, Narji, Bedu, Yadi Sembako, Komeng, Andre Taulani, Pepi, Aziz Gagap, Sule, adalah sekadar contoh yang dimaksud. Ada pula nama-nama yang berkibar di jalur stand up comedy seperti Pandji Pragiwaksono, Babe Cabita dan Mo Sidik.
Sebagian dari nama-nama di atas ada yang bertubuh tinggi sehingga bisa menyamarkan "kemajuan" perutnya. Namun sebagian lagi tergolong pendek, yang mohon maaf terlihat jadi kurang proporsional. Tentu juga ada yang dari sononya memang sudah gemuk. Tapi sebagian besar dari mereka bertubuh ramping saat memulai karirnya sebagai pelawak.
Untungnya pelawak tidak dinilai dari penampilan fisiknya (dalam beberapa kasus, semakin berbeda fisiknya dianggap semakin lucu), seperti halnya para penyanyi dan bintang film. Itu barangkali yang membuat para pelawak nyaman-nyaman saja dengan tubuh tambunnya. Sedangkan para penyanyi serta aktor berusaha mati-matian untuk merawat penampilan fisiknya.
Jadi, boleh dikatakan semakin gendut seorang pelawak, berarti semakin sukses. Sebuah indikator yang salah kaprah. Kalau boleh menyarankan, para pelawak perlu memikirkan kesehatannya antara lain dengan berusaha menurunkan berat badannya.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H