Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai beberapa obyek wisata yang menarik. Tapi ironisnya Surabaya sebagai ibukota provinsi belum punya obyek wisata yang terkenal. Wisatawan sering menjadikan Surabaya sebagai persinggahan saja sebelum ke obyek utama di kawasan wisata Batu, Malang, kawasan Bromo, atau Banyuwangi.
Namun sejak beberapa tahun terakhir ini, Surabaya mulai menggeliat dengan giat membangun berbagai obyek wisata. Kawasan wisata di pantai Kenjeran yang dulu kotor, sudah dibenahi dan mulai didatangi pelancong. Penataan taman-taman dalam kota juga tak kalah menarik, di samping untuk penghijauan, juga cocok bagi keluarga yang ingin bermain atau bersantai.
Satu lagi obyek wisata di Surabaya yang multifungsi adalah Taman Wisata Hutan Mangrove Wonorejo. Disebut multifungsi karena tujuan utama hutan mangrove tentu saja untuk memperbaiki kondisi lingkungan di daerah muara sungai dan pantai, agar tidak terkikis abrasi. Magrove juga menjadi penghasil oksigen dan tempat tinggal hewan kecil seperti kepiting, kerang, ikan kecil, dan sebagainya.
Dengan penataan yang baik, hutan mangrove juga indah dipandang, sehingga menarik untuk dikunjungi. Makanya hutan mangrove bisa menjadi obyek wisata. Hutan magrove di Surabaya, sebagaimana yang saya saksikan Minggu (6/5) pagi kemaren, terlihat telah tertata dengan baik.
Berwisata ke sini sangat direkomendasikan dengan membawa anak-anak yang masih sekolah atau kuliah karena bernilai edukatif dengan adanya Magrove Information Center di depan dekat gerbang masuk.
Namun, tujuan kebanyakan pengunjung kalau di pagi hari lebih banyak sebagai tempat berolahraga. Hal ini karena adanya area jogging track yang nyaman dan relatif jauh, sehingga berjalan kaki di sepanjang kawasan hutan mangrove pasti menguras keringat. Itulah yang saya alami kemaren.
Pantas banyak warga Surabaya yang datang dengan berpakaian olahraga. Mereka berjalan kaki di jogging track atau bersepeda di jalan khusus yang cocok untuk sepeda.
Kalau agak siang baru banyak anak muda yang betul-betul ingin berwisata, berfoto selfie dengan berbagai latar belakang yang menarik. Ada pula pasangan yang datang untuk melakukan pemotretan pre-wedding. Ada juga pendopo yang bisa dipakai untuk kegiatan berombongan seperti arisan, reuni, dan sebagainya. Di berbagai lokasi ada gazebo tempat melepas lelah.
Bagi yang tidak ingin capek mengelilingi hutan mangrove, tersedia beberapa perahu di Dermaga Ekowisata Mangrove. Perahunya cukup besar dengan kapasitas sekitar 30 orang. Tarifnya Rp 25.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Pilihan lain adalah menyewa boat bertarif Rp 300.000 berkapasitas 6 orang. Perahu berlayar menyusuri sungai sejauh 5 km menuju laut.
Kalau jogging track hanya spesial untuk jalan kaki, karena lantainya berupa papan. Bahkan di beberapa tempat berlantai bambu sehingga tidak begitu mulus permukaannya dan butuh kehati-hatian dalam melangkah. Hanya saja perlu kesabaran menghadapi tingkah pengunjung yang sering tiba-tiba berhenti di tengah jalur sekadar pasang aksi untuk berfoto, sehingga pejalan kaki yang ingin mendahului agak terganggu.
Ada beberapa kantin di kawasan tersebut. Tapi yang paling bersih dan nyaman serta menyediakan pilihan makanan yang banyak karena terdiri dari beberapa kios, adalah yang paling ujung setelah berkeliling, yang sekaligus sebagai jalan keluar.
Fasilitas toilet ada beberapa buah, yang sayangnya tidak begitu bersih. Mushola yang ada dekat dermaga berukuran kecil dan terlihat dibangun seadanya saja. Tampaknya perlu dibangun mushola yang layak bagi para pengunjung.
Jadi, bagi yang berniat berwisata ke Jawa Timur, tidak ada salahnya mengagendakan kunjungan ke taman wisata hutan magrove tersebut. Tidak saja untuk menikmati pemandangannya, tapi juga belajar bagaimana kegiatan konservasi dilakukan, dan tak kalah pentingnya mencari keringat biar sehat.