Banyak pendapat ahli yang di-share di media sosial (medsos), tapi tidak jelas siapa ahlinya dan bagaimana penelitian yang dilakukannya. Itulah pernyataan seorang dokter senior, ahli penyakit dalam yang juga telah mendapat gelar tambahan lagi, yang diperolehnya setelah kuliah di sebuah bidang sub-spesialis yang tidak saya pahami arti gelarnya dari UI.
Dokter tersebut, yang dulu pernah aktif sebagai kompasianer dengan nama Lina Achien, di sela-sela kesibukannya bermurah hati menjawab pertanyaan saya. Begini ceritanya. Saya sering sekali mendapat berita di medsos yang menyebutkan berbagai cara manjur untuk menjadi sehat. Terakhir, yang membuat saya bertanya pada bu dokter, berkaitan dengan beredarnya informasi di medsos tentang khasiat minum air hangat.
Konon, meminum empat gelas air hangat setiap pagi, saat perut kosong pas baru bangun tidur, akan menyembuhkan sakit diabetes dalam 30 hari, menyembuhkan penyumbatan pembuluh darah dalam 6 bulan, menyembuhkan semua jenis kanker dalam 9 bulan, dan menyembuhkan banyak penyakit lain yang terlalu panjang bila saya tuliskan di sini. Hal ini diklaim berasal dari sekelompok dokter Jepang.
Nah, hal tersebut di atas sangat diragukan validitasnya oleh Lina Achien. Boleh saja kita minum air hangat di pagi hari. Tapi meyakini akan menyembuhkan diabetes dalam 30 hari tanpa mengontrol dan meminum obat yang diresepkan dokter, adalah tindakan yang gegabah. Lalu setelah penyakit semakin parah baru berpaling lagi ke dokter, menjadi sangat terlambat dan mempersulit upaya penyembuhan. Menurut dokter Lina, dalam hal minum air, yang terbaik adalah yang suhu air yang diminum sama dengan suhu tubuh.
Tentu para pembaca tulisan ini juga sering menerima informasi semacam itu melalui medsos. Saran saya adalah jangan langsung percaya begitu saja. Lebih baik dikonfirmasi kepada orang yang memang ahli di bidang kesehatan, atau menggali lebih jauh informasi dari sumber lain sebagai pembanding.
Bukan berarti semua penyebaran info seperti itu, pasti keliru. Saya yakin dengan niat baik si pengirim berita, yakni membantu orang lain (bedakan dengan topik penyebaran kebencian yang berbau SARA). Hanya saja niat baik semata tidaklah cukup. Sikap kritis dan nalar sehat sebaiknya diutamakan, sebelum menyebarkannya melalui medsos.
Kalau sudah diyakini keakuratan informasinya, barulah kita mencoba mempraktekkannya, dan bisa pula menyebarluaskan melalui medsos agar teman-teman atau famili kita juga bisa memetik manfaatnya. Contohnya manfaat tumbuh-tumbuhan tertentu seperti kunyit yang memang telah diakui secara medis.