Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bogor, Sekarang Lebih Baik

Diperbarui: 7 Juli 2016   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran hari kedua. Pengen juga jalan-jalan yang gak pakai nginap. Pilihan jatuh ke kota Bogor. Sering saya sekadar lewat, tapi yang betul-betul saya eksplor, sudah lama sekali tidak saya lakukan.

Bukan apa-apa, dalam benak saya masih tergambar kesumpekan kota yang punya julukan "kota ribuan angkot", karena banyak sekali angkot warna hijau yang ngetem seenaknya, bikin jalanan macet. Paling tidak begitulah yang saya lihat sehari-hari waktu di tahun 1997-1999 saat saya kuliah pasca sarjana di IPB  Bogor.

Namun saya juga mengikuti pemberitaan koran. Katanya Bogor sekarang lebih baik, lebih tertib. Apalagi sejak dipimpin pak Walikota baru yang masih muda, Bima Arya Sugiarto. Saya ingin melihat langsung.

Ternyata memang Bogor lebih baik dibanding kondisi belasan tahun yang lalu. Macet di seputar Kebon Raya masih terjadi, tapi tidak sesemrawut dulu. Taman kota mulai dipercantik dan dirawat dengan baik, seperti Taman Kencana setelah direnovasi.

Di sekitar Taman Kencana saya memanjakan mata dengan menikmati banyaknya gedung atau rumah besar peninggalan era penjajahan Belanda yang tetap terpelihara. Di seberang Taman Kencana pula terdapatnya kawasan wisata kuliner.

Ada banyak tempat makan dengan konsep rumah taman. Tapi rata-rata semua penuh sesak oleh pengunjung, kebanyakan dari Jakarta. Saya sekeluarga tadi siang harus sabar masuk waiting list dengan menunggu satu jam, baru dapat kursi.

Saya pikir, fenomena getol makan di luar rumah, betul-betul telah menjangkiti masyarakat, karena dari info yang saya dapatkan kawasan kuliner tersebut memang penuh sesak setiap hari, bukan karena lebaran saja.

Pada dasarnya Bogor memang kota hijau, terutama karena keberadaan Kebon Raya yang merupakan paru-paru kota. Tapi sekarang di luar Kebon Raya pun, penghijauannya terlihat. Hanya saja pohon-pohon tua di pinggir jalan rawan juga bila tumbang di saat hujan angin.

Hal paling menyolok di Bogor adalah bertumbuhannya hotel dan apartemen baru berlantai tinggi. Factory Outlet (FO) pun juga banyak, di samping kuliner itu tadi. Artinya pola perkembangan Bogor lebih meniru Bandung ketimbang sekadar kota satelit untuk Jakarta sebagaimana Depok, Tangerang dan Bekasi.

Jadi, kalau orang Jakarta ingin suasana Bandung tanpa bermacet ria, dan terjangkau satu jam saja di perjalanan, ya Bogor lah tempatnya.

[caption caption="Gedung Tua"][/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline