Sudah agak lama gedung tempat konvensi dan eksibisi terbesar di Indonesia beroperasi di Serpong, Banten. Tapi baru hari Minggu kemaren (29/5) saya berkesempatan masuk ke dalam gedung yang dinamakan Indonesia Conevention Exhibition (ICE) tersebut. Kebetulan ada pameran yang bertajuk Indonesia Building Technology Expo, dari tanggal 25 sampai 29 Mei 2016. Saya hanya berfungsi "menemani" anak saya yang memang tertarik dengan arsitektur bangunan karena sesuai dengan bidang kuliahnya saat ini.
Kesan pertama saya, gedungnya betul-betul gede buanget. Jakarta Convention Center (JCC) yang sebelumnya sudah yang terbesar, jadi terlihat kecil bila dibandingkan dengan ICE. Apalagi disainnya unik, sepanjang pinggir bangunan dibuat meliuk-liuk sehingga terlihat seperti terminal bandara masa kini. Ada 10 hall utama di lantai 1 dan 3 hall di lantai 2. Di setiap hall bisa menampung puluhan stand ukuran sedang dan beberapa ruang untuk diskusi atau presentasi. Saking besarnya sehingga bila pengunjung berniat melihat semua stand (meski di setiap stand hanya dua atau tiga menit) maka paling tidak perlu setengah hari untuk menghabiskan semuanya.
Jangan khawatir kalau lapar atau haus. Dalam pameran kemaren di hall 1 malah berjejer banyak food truck, dan ruang luas tempat meja dan bangku untuk pengunjung yang lagi makan. Tempat makan ini relatif bersih karena semua peralatan makan minum adalah jenis sekali pakai, dan petugas kebersihan cukup banyak dan lumayan sigap membereskan sisa makanan ke penampungan sampah.
Banyak pengetahuan saya bertambah, baik dari presentasi pakar interior design di ruang diskusi, maupun dari berbagai barang, maket, foto, buku, dan brosur yang tersebar dari beberapa stand yang sempat saya singgahi. Sebagai contoh ada miniatur rumah pohon di Papua dari stand Arsitektur UI, dan ada pula maket bangunan sesuai trend masa kini oleh salah satu universitas swasta. Foto-foto bangunan hasil karya Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Banten juga menarik perhatian saya.
Menikmati pameran di ICE lumayan menghibur dan nyaman. Sayangnya, lokasinya di Serpong, relatif jauh bagi penduduk Jakarta. Apalagi bagi orang Bekasi, Depok dan Bogor. Hanya bagi orang Tangerang dan sekitarnya, lokasi ini gampang dijangkau. Memang ada jalan tol, tapi di hari libur, tol pun disesaki kendaraan yang padat merayap. Tapi tentu ada pertimbangan khusus kenapa Kelompok Kompas Gramedia yang menaungi ICE memilih Serpong. Yang pasti wilayan Serpong semakin maju dan modern sebagai sebuah kota mandiri, dengan tata kota yang rapi.
[caption caption="Lobi utama"][/caption]
[caption caption="Pameran foto Arsitek Prov Banten"]
[/caption]
[caption caption="Sebuah stand"]
[/caption]
[caption caption="Ruang diskusi"]
[/caption]
[caption caption="Maket gedung masa kini"]
[/caption]
[caption caption="Miniatur rumah pohon di Papua"]
[/caption]