Rabu kemaren, saya meninggalkan kota Cambridge dan kembali ke London. Di pagi harinya saya dan teman-teman satu grup dari Indonesia, didampingi seorang pemandu, masih sempat melakukan city tour.
Tapi Cambridge hanyalah kota kecil. Mungkin lebih kurang sebesar Salatiga. Sehingga jalanan yang dilewati ya itu-itu lagi seperti apa yang saya tulis sebelumnya. Hanya karena ada pemandu, ada informasi tambahan yang saya dapat. Bahwa di kota berpenduduk sekitar 140.000 orang itu, 90.000 di antaranya adalah mahasiswa.
Bagi yang ingin kuliah di sana, bisa mengajukan aplikasi ke berbagai college yang ada di Cambridge. Ada 31 College yang memakai pola lama, dan semuanya berinduk pada Cambridge University, dan ada satu universitas modern. College tertua dibangun di abad ke 13. Adapun yang terbesar adalah King's College.
Uang kuliah menghabiskan 9.000 poundsterling atau lebih kurang Rp 170 juta setahun. Bahkan setelah saya cek di beberapa situs biayanya adalah berkisar belasan ribu poundsterling, bervariasi tergantung fakultas. Tentu juga diperlukan living cost yang lumayan besar, termasuk sewa tempat tinggal. Ada yang tidak kuat membayar apartemen dan memilih tinggal di rumah-rumah yang dibangun terapung di pinggir sungai.
Sebagai kotanya para ilmuwan, maka ada banyak sekali museum yang bisa dinikmati secara gratis. Begitu pula laboratorium untuk mahasiswa. Nah di era teknologi canggih saat ini, Cambridge juga punya kawasan semacam Silicon Valley di Amerika.
Kemudian di samping dipenuhi oleh apartemen untuk mahasiswa maupun dosen, yang menarik di kota kecil ada banyak sekali taman kota dan lapangan olah raga seluas melebihi lapangan sepak bola. Rata-rata college besar punya lapangan sendiri.
Berikut beberapa foto sebagai pelengkap dari foto yang telah saya sertakan pada dua tulisan saya sebelumnya tentang Cambridge.
[caption caption="Depan sebuah college. Dok.pri"][/caption][caption caption="Central Market, Cambridge. Dok.pri"]
[/caption][caption caption="Mahasiswa di depan lab. Dok.pri"]
[/caption]