Kalau ada suatu perusahaan yang klub sepak bolanya lebih dikenal ketimbang produk yang dijualnya, ya Semen Padang adalah salah satunya, meski saya juga tak begitu yakin apakah ada contoh lainnya. Jangan-jangan memang the one and only.
Semen Padang sebagai produk memang sangat terkenal di Sumatera, karena setiap ada proyek konstruksi dari Aceh sampai Lampung, boleh dikatakan menggunakan semen bermerk "Semen Padang" yang diproduksi di Indarung, belasan kilometer sebelah timur kota Padang. Ini adalah pabrik semen tertua di Indonesia, yang didirikan tanggal 15 Maret 1910. Tidak salah bila dalam iklannya ada tagline seperti ini:"Kami telah berbuat sebelum yang lain memikirkannya".
Saking terkenalnya Semen Padang, khususnya di Sumbar, perusahaan tersebut telah menjadi kebanggaan bagi masyarakat. Saat pemerintah memutuskan Semen Padang diakuisisi oleh Semen Gresik, menimbulkan penolakan yang keras dari banyak elemen masyarakat Sumbar dan perantau Minang.
Semen Gresik meski lahir lebih belakangan, tapi dipandang lebih kuat, karena saat akuisisi tersebut di tahun 1995 telah berstatus Persero Tbk, atau BUMN yang sebagian sahamnya dimiliki oleh publik. Akhirnya akuisisi tetap berjalan, dan status Semen Padang tetap utuh sebagai sebuah entitas bisnis, cuma menjadi anak perusahaan dari Semen Gresik yang sekarang berubah nama menjadi Semen Indonesia.
Sekarang tentang klub sepak bola Semen Padang. Sampai dengan tahun 1980 di lingkungan Semen Padang ada klub amatir yang bernama Porsep (Persatuan Olahraga Semen Padang) yang menjadi anggota bond perserikatan PSP Padang. Pada tanggal 30 November 1980 didirikanlah klub profesional Semen Padang saat era galatama.
Semen Padang langsung menjuarai divisi satu di awal keikutsetaannya dalam kompetisi, sehingga mulai tahun 1982 sudah berlaga di divisi utama. Grafik prestasi Semen Padang sangat fluktuatif, namun sejak tahun 2010 berlaga di Liga Super (sempat membelot ke Liga Primer saat dualisme kompetisi), prestasinya stabil di papan atas. Bahkan di Liga Primer 2012 keluar sebagai juara dan ikut dalam Piala AFC dengan menembus 8 besar.
Banyak BUMN lain yang meniru langkah Semen Padang, maksudnya dengan mendirikan klub sepak bola profesional. Tapi cepat atau lambat semuanya tumbang. Contohnya adalah Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Karakatau Steel dan Pusri Palembang.
Semen Padang bernafas panjang karena memang didukung oleh semua komponen masyarakat, tidak semata-mata oleh perusahaan Semen Padang. Apalagi sekarang secara hukum klub tersebut dimiliki oleh PT Kabau Sirah Semen Padang. Ditambah lagi tidak satupun eks bond perserikatan di Sumbar yang mampu berbicara di level nasional. Sekedar berandai-andai, bila klub Semen Padang bubar atau dijual ke luar Sumbar, pasti akan diratapi jutaan urang awak.
Demikian saja sekedar pengantar buat perjuangan Semen Padang dalam laga final Piala Sudirman tanggal 24 Januari mendatang. Doa sekitar 5 jutaan penduduk Sumbar dan juga 5 jutaan urang awak yang di perantauan, mudah-mudahan terkabul, gelar juara buat klub kebanggaan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H