Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Pernikahan Tidak Lagi Mengenal Musim

Diperbarui: 4 November 2015   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada tulisan menarik dari Mariam Umm, kompasianer yang tinggal di Saudi yang hari ini menjadi salah satu headline Kompasiana. "Di Indonesia, Orang Rajin Kondangan", itu judulnya. Saya juga merasakan hal yang sama. Apa karena penduduk usia remaja atau muda demikian banyak di negara kita? Sehingga resepsi pernikahan sudah tidak mengenal musim lagi, setiap Sabtu dan Minggu coba saja keliling kota, akan banyak sekali janur melengkung  pertanda ada resepsi pernikahan.

Makanya, kalau anda menghadiri suatu undangan di pinggir kota, harus dipastikan anda mendatangi lokasi yang benar. Karena di sekitar itu biasanya ada saja resepsi yang lain. Atau kalau di gedung pastikan anda di hall yang mana. Di Jakarta ada beberapa gedung yang harus di-booking setahun sebelumnya. Bidakara sebagai contoh, ada 3 ruangan yang bisa dipakai untuk 3 resepsi secara paralel. Di Jakarta Convention Center ada lebih banyak ruangan lagi. Di Balai Kartini, Manggala Wanabakti dan  Balai Sudirman, masing-masing ada dua hall.

Itu yang kelas atas, yang resepsinya menjadi bisnis tersendiri bagi wedding organizer. Bahkan pameran tentang segala hal yang berbau pesta pernikahan, sesaknya bukan main. Belum lagi kalau kita ngomong yang kelas sedang, kebanyakan menyewa aula perkantoran, masjid, sampai yang menutup gang di depan rumah untukdipasangi tenda biru. Dan itu tidak hanya di kota Jakarta. Saya beberapa kali melakukan perjalanan di hari Sabtu atau Minggu dari Padang ke Payakumbuh atau sebaliknya, bisa menemukan beberapa tenda merah (di Padang kebanyakan tendanya berwarna merah) tempat resepsi pernikahan.

Kenapa sekarang makin rajin orang ke kondangan? Mungkin karena jumlah penduduk usia siap menikah telah bertambah seperti yang telah saya singgung di atas. Mungkin juga sekarang komunikasi bukan lagi faktor penghambat. Dunia semakin kecil, dan terhubung melalui gadget di tangan. Kalau dulu hanya terima undangan dari teman kantor atau tetangga rumah saja, sekarang melebar ke teman lama yang jarang ketemu di dunia nyata tapi undangannya disebar di dunia maya. Bisa itu pestanya teman sekolahan jaman dulu, teman satu kampung, teman satu hobby, sesama kompasianer, dan sebagainya.

Kalau sudah diundang, jelas ada perasaan ndak enak kalau tidak datang. Sebisa mungkin akan diusahakan datang, meski ada dua undangan yang waktunya berbenturan. Yang satu datang di awal acara, lalu buru-buru ke yang satu lagi pas di akhir acara. Lagipula datang ke resepsi pernikahan juga banyak keuntungannya. Ketemu banyak teman dan bisa pamer atau menonton "pameran" pakaian dan asesorisnya. Bisa melihat prosesi adat perkawinan dari berbagai suku sesuai suku si pengantin. Ada pertunjukan kesenian, mulai dari tari tradisional, dangdutan, sampai artis papan atas kalau pesta di tempat mewah. Dan yang pasti tentu makan enak dari berbagai jenis makanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline