Ada sebuah foto di Kompas hari ini di rubrik Pendidikan & Kebudayaan. Foto tersebut memperlihatkan seniman dari Sanggar Black Papua tengah mempertunjukkan Tari Mambri dalam Festival Budaya Melanesia di Kupang, 28-30 Oktober 2015.
Festival tersebut diikuti oleh peserta dari 6 negara ras Melanesia yaitu Indonesia, Timor Leste, Papua Niugini, Kaledonia Baru, Fiji, dan Solomon. Indonesia sendiri terdiri dari 5 tim yang datang dari 5 provinsi yang mayoritas penduduknya tergolong ras Melanesia yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT yang kali bertindak sebagai tuan rumah.
Kebayang gak betapa sulit dan lamanya para peserta menempuh perjalanan untuk bisa sampai ke Kupang. Meski sebetulnya semua daerah atau negara peserta terletak.di belahan timur Indonesia atau bertetangga dengan Indonesia Timur, tidak berarti gampang untuk dikunjungi.
Dari Jayapura ke Kupang tidak ada peberbangan langsung. Yang terdekat harus ke Surabaya dulu yang sudah masuk Indonesia Barat. Jayapura - Surabaya dan Surabaya - Kupang dengan asumsi transit 2 jam, bisa makan waktu 9 -10 jam. Itupun pesawatnya tidak banyak. Frekuensi penerbangan yang lebih banyak tentu yang transit di Jakarta dengan konsekuensi terbang lebih lama lagi dan biaya yang lebih mahal.
Dugaan saya peserta dari luar negeri, selain Timor Leste, kemungkinan besar terbang lewat jalur Australia - Denpasar - Kupang. Sampai sekarang kalau gak keliru Jayapura belum berstatus bandara Internasional. Dan jalur Sydney atau Melbourne - Denpasar termasuk rute "gemuk", dengan banyaknya turis dari negeri kanguru ke Bali. Lagipula bagi negara Papua Niugini dan negara di sekitarnya, "kiblat"- nya adalah Australia.
Adapun peserta dari Timor Leste jalurnya adalah pesawat Dili - Denpasar - Kupang. Atau kalau mau sedikit capek bisa langsung lewat darat selama lebih kurang 7 jam, dengan pemeriksan imigrasi di Matoain, baru melewati kota Atambua, Kefamenanu, Soe dan Kupang.
Inilah problem keterhubungan antar kota atau daerah di Indonesia, masih terkesan Jakarta sentris. Jakarta adalah gula besar yang mengundang semut dari seluruh penjuru. Jangankan Indonesia Timur, di Indonesia Barat juga begitu. Dari Palembang ke Bengkulu saja, kalau naik pesawat harus via Jakarta. Begitu juga dari Pontianak ke Palangka Raya. Padahal itu dalam pulau yang sama.
Perlu penciptaan kegiatan ekonomi di beberapa titik baru yang berfungsi sebagai hub, agar tidak semua lewat Jakarta. Tapi sangat tidak gampang. Batam dan Balikpapan yang diharapkan, baru menjadi hub skala kecil. Denpasar beruntung karena jadi pusat pariwisata Indonesia, sehingga malah jadi hub berskala internasional.
Sumatera dan Kalimantan belum punya hub. Mungkin hanya Sulawesi yang lumayan, Makassar punya jalur penerbangan langsung ke semua kota provinsi di Sulawesi bahkan juga ke Maluku dan Papua. Cuma jalur langsung Makassar - Kupang belum lagi ada, itu yang menyulitkan teman dari Jayapura kalau mau ke Kupang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H