Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bisnis Indonesia vs Investor Daily

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bisnis media cetak di Indonesia, dikuasai oleh beberapa perusahaan saja. Untuk koran umum nasional, Kompas belum tertandingi. Untuk koran dengan berita ibu kota, masih milik Pos Kota. Majalah berita masih milik Tempo. Koran berbahasa Inggeris, masih milik Jakarta Post. Sang penguasa semuanya rata-rata hadir duluan dan selalu berinovasi mempertahankan posisi.

Menarik untuk mengamati persaingan di media cetak yang segmented, seperti koran bisnis. Sebetulnya pelopor media jenis ini adalah Jurnal Ekuin yang sudah lama almarhum. Lalu muncul Bisnis Indonesia yang dibangun kelompok Sahid, di akhir tahun 1985. Bisnis Indonesia seperti melenggang sendiri tanpa pesaing, melahap semua iklan yang memang wajib dipublikasikan oleh regulator. Iklan tersebut adalah laporan keuangan semua bank setiap triwulan, laporan keuangan perusahaan publik yang melantai di Bursa Efek Indonesia setiap semester. Pengumuman perusahan publik yang akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham, dan nantinya hasil RUPS juga harus diiklankan secara lengkap. Prospektus perusahaan yang mau melakukan corporate action, seperti melakukan merger, akuisisi, initial public offering, right issue, menerbitkan obligasi, dan sebagainya. Belum lagi iklan lainnya dari produk yang ditujukan bagi para pengusaha, seperti iklan produk perbankan, asuransi, properti, wisata, dan sebagainya. Iklan-iklan tersebut sangat gurih, menjadi sumber pendapatan utama melebihi pendapatan dari penjualan koran.

Namun, saat ini, koran Bisnis Indonesia mendapat ancaman serius dari koran Investor Daily, milik kelompok Lippo. Hadir sejak tahun 2004, awalnya koran ini terseok-seok juga. Tapi, sejak 3 tahun terakhir, Investor Daily digarap secara lebih serius, full colour dan lebih eye catching, sehingga diprediksi akan mampu menyalib Bisnis Indonesia. Ada juga koran Kontan, yang kalau dilihat dari perolehan iklan masih di bawah dua koran tadi. Hanya saja, karena bernaung di bawah kelompok Kompas, koran Kontan tetap exist. Tidak seperti koran Neraca yang hidup segan, mati tak mau.

Untuk pembaca, dan juga pemasang iklan, persaingan selalu berarti positif, karena semakin banyak pilihan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline