Indra Sjafri, pelatih sepakbola timnas U-19 terpilih menjadi tokoh perubahan 2013 yang diselenggarakan koran Republika. Ini merupakan acara tahunan sejak 10 tahun terakhir ini. Indra terpilih bersama 4 tokoh lainnya yaitu Abraham Samad (Ketua KPK), Iko Uwais (aktor dan atlet pencaksilat), Ridwan Hasan Saputra (pelatih bimbingan belajar gratis, pelatih beberapa juara olimpiade matematika), dan Gamal Albinsaid (dokter yang menerima pembayaran berupa sampah). Kriteria tokoh perubahan adalah aspek semangat muda dan menginspirasi perubahan yang signifikan bagi masyarakat.
Terpilihnya Indra Sjafri, adalah pertama kalinya bagi pelatih olahraga. Biasanya yang dapat penghargaan kebanyakan tokoh politik, penggiat anti korupsi, tokoh LSM, dan penyair/sastrawan. Namun, melihat bagaimana Indra Sjafri melakukan "revolusi" dalam teknik melatih, blusukan ke pelosok negeri, menegakkan moral/integritas pemain, menumbuhkan harga diri bangsa/ rasa percaya diri, pendekatan spiritual dan penggunaan data statistik ilmiah, serta berani miskin (pernah setahun gak dibayar PSSI lantaran dualisme kepengurusan), sudah cukup menjelaskan siapa seorang Indra Sjafri. Hebatnya, Indra sendiri tidak mengklaim bahwa metode yang dipakainya adalah istimewa, selain mengatakan bahwa "hal itu memang sudah seharusnya dilakukan seorang pelatih"
Selamat buat Indra Sjafri. Semoga tidak tergoda seperti pelatih asal Padang lainnya, Nil Maizar yang beralih jadi caleg dari Partai Nasdem. Nil pemain hebat saat era timnas yunior, kemudian cedera, lalu jadi pelatih sebelum coba-coba jadi politisi. Ada lagi Yeyen Tumena, pemain timnas yunior asal Padang juga, yang karirnya terhenti karena cedera, eks PSSI Primavera, sekarang lagi merintis karir jadi pelatih. Dulu, tahun 70-an Padang juga berkontribusi melalui Suhatman Imam, kapten timnas yunior, yang juga cedera di usia muda, relatif sukses sebagai pelatih, namun tidak berkesempatan melatih timnas. Nah Indra Sjafri, tidak beruntung, hanya pernah bermain untuk PSP Padang dan Tim PON Sumbar, namun sukses jadi pelatih timnas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H