Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bonus Atau Bencana Demografi?

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lagi enak-enak makan siang, terus datang pengamen bersuara sumbang, pasti anda terganggu kan? Buru-buru keluarin uang receh, padahal baru 2 menit yang lalu uang receh anda juga melayang ke pengamen yang lain. Lagi baru turun dari angkutan umum di halte sekitar kantor anda, lalu ada 6 sampai 7 pengojek motor menyorong-nyorongkan motornya ke arah anda, sehingga langkah anda tersendat. Padahal anda gak butuh ojek, karena kantor hanya beberapa puluh meter saja dari halte. Kesal? Tidak ada gunanya. Di kantor, setiap pagi ada saja penjual makanan yang berhasil menembus penjagaan keamanan di lantai bawah, kemudian menjajakannya dari lantai ke lantai, bahkan menarok plastik makanannya di depan meja kerja anda. Kalau anda gak pengen beli, angkat tangan saja, tanpa menggerutu.

Lebih parah lagi ada saja orang yang mengaku mantan pekerja dari kantor tempat anda bekerja, bertandang ke tempat anda, sambil cerita istrinya habis kecelakaan dan sekarang lagi dioperasi di rumah sakit, buntut-buntutnya minta sumbangan. Lain waktu, bisa saja ada orang yang cerita bahwa ia sekampung dengan anda, atau satu sekolah meski beda angkatan, dan saat ini habis kena PHK. Kalau anda tergerak untuk memberi uang, ya ikhlas saja. Kalau anda tidak tergerak, karena modus operandi begitu amat sering terjadi, anda minta maaf, lalu pura-pura sibuk bekerja.

Ibukota memang penuh sesak dan tidak mampu menampung jutaan pendatang. Mereka tercabut dari kampungnya, karena di kampung juga kondisinya tidak lebih baik. Kewajiban negara untuk menyediakan lapangan pekerjaan, ya masih gitu-gitu aja. Kalau lagi kampanye, politisi gampang saja mengatakan akan menciptakan sekian juta lapangan kerja. Tapi kenyataannya, parameter statistik yang diutak-atik, sehingga menghasilkan penurunan jumlah penganggur.

Konon, kita segera akan memasuki era yang disebut bonus demografi, dalam arti jumlah jumlah penduduk usia produktif makin banyak. Tapi kalau tidak tercipta lapangan kerja yang memadai, apakah namanya bukan bencana demografi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline