Lihat ke Halaman Asli

Rutinitas Puasa

Diperbarui: 8 Juni 2016   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ramadhan datang lagi. Artinya puasa pun dilaksanakan sebulan penuh lagi. Dalam sejarah agama-agama samawi, puasa telah lama disyariatkan Allah. Mulai dari umat rasul-rasul Allah yang paling awal hingga ke Rasulullah Muhammad SAW. Tujuannya Cuma satu, yaitu agar umat manusia bertakwa sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam surah Al Baqoroh ayat 18:

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Puasa adalah kewajiban. Itu sudah pasti. Tapi, bagaimana dengan kita? Benarkan puasa masih terasa sebagai sebuah syariat yang diberikan Allah kepada umat manusia. Masihkan puasa terasa indah seperti saat kita masih kanak-kanak dahulu?

Puasa Ramadhan, sepertinya (sekali lagi se-per-ti-nya), telah menjadi rutinitas tahunan kaum muslim. Puasa menjadi kehilangan ruh. Puasa sebatas menahan haus dan dahaga belaka. Lho, kok serius bener ini? Ya nggak apa-apa. Sekali-kali ngomong yang serius atau pun yang agak serius dan dengan bahasa yang juga agak berat dan serius, kan nggak apa-apa. Maksud saya sih, puasa bukan sesuatu yang main-main. Jadi harus serius membahasnya. Iya, kan?

Nah, kalau puasa sudah dianggap sebagai rutinitas tahunan, maka puasa sebagai wahana menuju ketakwaan menjadi sia-sia. Apakah mungkin ketakwaan dapat dibangun di atas fondasi rutinitas? Puasa baru dapat dikategorikan sebagai wahana menuju ketakwaan, jika kaum muslimin menjalankan puasa karena kecintaan dan patuh pada Allah dan bukan karena sejak kecil kita telah berpuasa ..... berpuasa ..... dan berpuasa.

Selanjutnya? Terserah Anda!!! Nah, lo (***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline