Lihat ke Halaman Asli

30% Bisnis 70% Cinta bag 1

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Sinopsis


Kisah perjalan hidup remaja bernama Aldo yang hidupnya diselimuti berbagai masalah dan konflik horisontal hingga diapun tak sadarkan diri bahwa di telah mengacaukan segalanya.


Pada saat dia menjumpai titik terendah dalam hidupnya seseorang wanita datang dalam kehidupannya dan membantunya bangkit dari kesulitan masa lalunya.


Setelah hidupnya telah kembali membaik godaanpun datang menerpa, seperti seakan dia lupa jalan pulang.

Permainan hatipun mulai dimainkan, peran cinta Aldo seperti seorang musisi yang memainkan nada sumbang diantara melodi yang beralun indah dan seirama.

Prolog
Aldo seorang Remaja yang hidup di tengah himpitan kesulitan ekonomi keluarga,
namun ditengah tengah masalah keluarga Aldo justru malas-malasan dan membagi pikirannya untuk memikirkan gadis pujaannya.
Rupanya Bapak dan adik-adiknya tidak menyetujui jika Aldo berniat menjalin hubungan dengan Rasmi yang memang status sosial keluarganya sangat timpang dengan keluarga Aldo.
Bapaknya yang menjadi tumpuan hidup keluarga, kini fisiknya pun sudah mulai menua. Pekerjaan sebagai tukang sol sepatu sebagai satu-satunya penghasilan kini semakin sepi setelah tempat sol sepatu profesional yang baru dibuka didekat pasar tiga bulan yang lalu membuat para pelanggannya terus tergerus.
"Mikirin hidupmu sendiri saja kamu kesulitan, kok kamu masih saja mikirin dia.!, kapan kamu cari kerja? apa kamu  nggak malu? lihat adek-adekmu yang tahun depan mau masuk smp dan sma?" terang si Bapak.
Kehidupan juga terasa semakin berat setelah Ibunda Aldo tiada, Aldo pun menjadi lebih keras kepala dari sebelumnya.
Bag 1
Aku berlari terengah, sudah lima kilometer aku berlari… jantung berdebar ketakutan tak bisa berhenti menyesakkan dada ini, nafasku pun terengah tak putus- putus namun aku harus terus berlari.
Aku memutuskan untuk berhenti berteduh karena cuaca yang cukup terik,maklum saja ini jam sebelas siang bolong tiba tiba…“Aldo……… “
terdengar seseorang berteriak keras memanggil namaku, aku melompat terkaget-kaget mendengar suara itu..
Tanpa melihatnya akupun tau itu suara Pak Arman ayah dari perempuan yang aku idam-idamkan
aku berlari tunggang langgang, masuk menyusuri gang perkampunganku, beberapa sempat aku menabrak tukang somai, jemuran dan apa saja yang aku lalui dan menghalangi jalanku sampai akhirnya aku bertemu persimpangan dan aku sendiri terhenyak dan bingung memutuskan pilih jalan yang mana?
Ditengah kepanikan ini akhirnya aku memilih jalur kampung sebelah..sampai aku terengah dan tak kuat lari lagi dan aku putuskan untuk istirahat dan bersembunyi dibalik gerobak nasi goreng yang sedang diparkir di samping kontrakanya.
Disitu aku mulai melamun dan mengingat kembali apa yang membuatku jadi seperti ini.
Awalnya ini semua karena aku nekat mengincar bunga desa ku “Rasmi” dan yang menjadi masalah adalah semua pemuda dikampung ini juga naksir sama Rasmi, dan tidak cukup disitu saja si Rasmi juga dari keluarga terpandang dan terhormat di kampung ini dan problem terbesar adalah si Aldo ini tidak punya apa-apa dan bukan anak siapa-siapa.
Sampai suatu ketika satu bulan sebelum kejadian hari ini, ada kesempatan dan peluang terbesar yang aku miliki dan mungkin saja bisa menarik perhatian Rasmi agar mau setidaknya mampu bersaing dengan pemuda-pemuda kampung lainnya.
Kesempatan itu adalah saat ada seseorang kawan kecil “Rian” yang baru saja pulang dari kota menawarkan ku Bisnis ya…. Bisnis yang telah sukses dikelolanya.
Setelah kami berbicara panjang lebar dan berhitung kalkulasi resiko dan baik buruknya ternyata bisnis ini sangat menjanjikan, terlebih keuntungan yang ditawarkan bisa didapat dengan cepat dan instan.
Bagiku kesempatan ini adalah kesempatan yang langka dan mungkin satu-satunya dalam hidupku, oleh karenanya kesempatan ini tidak akan aku disia-siakan, dan tanpa berpikir panjang
“Oke aku mau melakukannya” sautku dengan bersemangat
“tapi kamu tau konsekwensinya kan? tanya Rian seperti menguji keberanianku.
“Ngak masalah, ini semua demi Rasmiku ohhh Rasmi kamu milikku sekarang” sambil Aku bergumam
“Oke Kita mulai besok, jangan lupa ya besok sore kerumahku dan berpakaian yang kumaksudkan” terang Rian bersemangat.
***Satu bulan kemudian ***
Hidupku mungkin tak  berubah drastis…, namun  dengan berpakaian rapi, sepatu baru dan mobil baru mampu membuatku tambah percaya diri , namun semua kemewahan penampilan itu bukanlah hal yang nyata melainkan fasilitas yang aku dapatkan untuk menjalani bisnis baruku ini.

“Bisnis ini luar biasa” kataku sambil bersemangat,  percaya diri sih..? ungkapku dengan gagah namun hatiku memang sedikit  risau..karena setelah beberapa hari menjalaninya aku sadar bahwa bisnis ini hanya penampilannya saja yang berubah, namun kenyataan yang aku hadapi saat ini adalah isi dompetku yang  tidak lebih dari uang recehan dua ratus ribu yang jauh angan-anganku sebelumnya.

Akupun tetap yakin dan mencoba berfikir positif, karena mungkin saja dengan penampilan dan mobil fasilitas ini mampu membuat Rasmi jatuh hati padaku.

***BERSAMBUNG***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline