Lihat ke Halaman Asli

Irwan Lalegit

Nama Lengkap Saya: Irwan Gustaf Lalegit

Tegas! 1 Juni 1945 Hari Lahirnya Pancasila

Diperbarui: 25 Februari 2018   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.pendidikanmu.com

Adalah Bung Karno (Ir. Soekarno), salah satu dari tokoh-tokoh terkemuka pendiri bangsa dan negara Indonesia ini, juga menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang pada saat Sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 sebagai orang yang pertama kali mengintroduksir istilah dan konsep tentang Pancasila itu (Periksa : Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dan risalah sidang-sidang BPUPKI).

Saat 1 Juni 1945 itu, pidatonya yang berapi-api disampaikannya untuk menjawab pertanyaan Ketua BPUPKI Dr Radjiman Wedyodiningrat tentang apa yang akan menjadi dasar negara Indonesia merdeka kelak.

Jawaban Bung Karno dalam bentuk pidato tersebut, kemudian menjadi maha karya dasar dan ideologi negara yang sama-sama kita cintai ini, namun (Pidato 1 Juni 1945) ini hampir saja dimarginalisasi dalam kehidupan aktualita banyak kalangan--ketika kekuasaan Orde Baru mencoba mendesoekarnoisasikan semua hal terkait Bung Karno.

Bahwa dari pidato inilah sebenarnya PANCASILA terlahir dan menunjukkan eksistensi, tuk menjadi norma dasar (grundnorm) yang tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara INDONESIA.

Kini, masih saja banyak orang mencari jawaban atas pertanyaan kapan Hari Lahirnya PANCASILA sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia merdeka? Berikut ini paparan singkat dan sederhana yang (barangkali) bisa menjawab pertanyaan para pencari jawaban tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul "Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945", Sejarawan Universitas Indonesia A B Kusuma menyampaikan bahwa berdasarkan kesaksian Bung Hatta (Drs Mohammad Hatta), Dr Radjiman Wedyodiningrat, Mr Mohammad Yamin dan sejumlah anggota BPUPKI serta didukung oleh data notulensi yang otentik jelas menyatakan bahwa Bung Karno lah pencetus pertama PANCASILA sebagai dasar negara Indonesia (hal. 16).

Berdasarkan buku tersebut juga, A B Kusuma menyertakan bukti lain, yakni : pertama, dokumen yang berasal dari "masa reses" yang memuat usul para anggota BPUPKI tentang "Dasar" yang menunjukkan bahwa tidak ada anggota BPUPKI yang mengusulkan Dasar yang terdiri dari lima sila; kedua, Profesor Supomo cs pada tanggal 15 Juni 1945 mengusulkan rancangan UUDS yang mengemukakan dasar negara adalah "Kebangsaan" dan "Ketuhanan", bukan lima dasar; ketiga, Mr Mohammad Yamin dalam karangannya yang dimuat di koran Asia Raya tanggal 22 Juni 1945 mengusulkan dua dasar yakni "Kebangsaan" dan "Agama", bukan dasar yang berjumlah lima.

Bahwa menurut A B Kusuma, dalam persidangan BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 yang bertempat di gedung Cuo Sangi-in atau Dewan Pertimbangan Pusat di Jalan Pejambon Jakarta (sekarang di kompleks gedung Kementerian Luar Negeri RI) yang dijadwalkan dengan agenda khusus untuk membahas apa dasar negara Indonesia merdeka, ternyata belum menghasilkan apa yang menjadi agendanya itu.

Pada saat itu, ada dua belas pembicara yaitu Mr Moh Yamin, RM Margono Djojohadikoesoemo, Drs KRMA Sosrodiningrat, RAA Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, RAA Wiranatakoesoema, KRMTH Woerjaningrat, RMTA Soerjo, Mr Soesanto, R Soedirman, AM Dasaad, Prof Ir R Rooseno, dan Mr Aris (Periksa buku A.B. Kusuma, hal. 97).

Begitu pun pada persidangan BPUPKI tanggal 30 Mei dan tanggal 31 Mei 1945, dimana sembilan pembicara yang tampil (tanggal 30 Mei) yaitu Drs Moh Hatta, H Agoes Salim, Samsoedin, Wongsonagoro, Ir Soerachman, Soewandi, R Abdoelrahim Pratalykrama, Soekiman, dan Soetardjo, dan (tanggal 31 Mei) tiga belas pembicara yaitu Abdul Kadir, Soepomo, Sanoesi, Hendro Martono, Dahler, Liem Koen Hian, Moenandar, Koesoema Atmadja, Mr Moh Yamin, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Oei Tjong Hauw, Parada Harahap, dan Dr Boentaran, belum dapat memberikan jawaban atas pertanyaan Ketua BPUPKI.

Nah, baru lah pada tanggal 1 Juni 1945 pertanyaan Ketua BPUPKI mengenai apa yang menjadi dasar negara Indonesia merdeka mendapatkan jawabannya setelah Bung Karno menyampaikan pidatonya. Selain Bung Karno, yang berbicara pada tanggal 1 Juni ada enam pembicara yaitu Baswedan, Muzakkir, Latuharhary, Soekardjo Wirjopranoto dan tentu saja Bung Karno.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline