Hati Zaid bin Arqam bergetar marah Ketika mendengar ucapan Abdullah bin Ubay bin Salul, Tokoh utama kaum munafikin di masa kenabian. Masih dalam suasana peperangan Abdullah bin Ubay berkoar sombong,
“janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar(meninggalkan Rasulullah)”
“Sesungguhnya jika kita telah Kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat (kaum munafikin) akan mengusir orang-orang yang lemah (kaum munafikin) daripadanya.
Abdullah bin Ubay sebenarnya masih kerabat Zaid bin Arqam. Bahkan Abdullah bin Ubay terhitung sebagai pemimpin kabilahnya. Namun hal itu bukanlah penghalang bagi Zaid bin Arqam untuk menceritakan ucapan-ucapan tidak sopannya kepada pamannya. Zaid ingin berbagi perasaan bersama pamannya serta mengharapkan masukan darinya. Oleh pamannya, cerita Zaid bin Arqam disampaikan kepada Rasullulah. Akibatnya Zaid bin Arqam Pun dipanggil untuk menemui Rasulullah agar beliau mendengarnya secara langsung dari sumber pertama berita tersebut.
Setelah itu, nabi Muhammad memerintahkan agar Abdullah bin ubay beserta pengikutnya datang menghadap beliau menanayakan kebenaran ucapan yang telah didengarnya dari Zaid bi Arqam. Apa yang dilakukan oleh kaum munafikin saat itu? Dihadapan Rasulullah mereka berani bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa berita dari Zaid adalah berita dusta. Mereka mengaku tidak pernah mengucapkan kata-kata tersebut.
Karena mereka telah bersumpah dengan menyebutkan nama Allah, Zaid bin Arqam pun dinilai berdusta oleh Rasulullah. Sementara Abdullah bin Ubay malah dibenarkan kenapa hal ini samapai terjadi? Bukankah Rasulullah mengetahui jati diri dan sikap Abdullah bin Ubay bin Salul? Bukankah Zaid bin Arqam termasuk sahabat yang masuk islam pertama-pertama?
Tentu untuk sebuah hikmah yang agung! Pasti ada rahasia berharga di balik semua itu!
Selepas peristiwa itu, zaid bin arqam mengatakan, “Akupun merasakkan kesedian mendalam. Tidak pernah aku merasakan hal semacam itu sebelumnya.”
Tentu seperti itu, siapakah yang tidak akan bersedih jika dianggap berdusta?. Seseorang yang benar-benar jujur namun di salahkan. Apalagi pada saat itu Zaid bin Arqam membela kehormatan Rasulullah. Berjuang demi Agama dan di jalan Allah. Sedih dan benar-benar terpukul perasaan zaid Ketika itu. Sampai-sampai Zaid bin Arqam mengurung diri di rumah. Semakin terpukul lagi perasaan Zaid, Ketika pamannya menyalahkan, “apakah kamu tidak ada keinginan kecuali hanya didustakan dan dimarahi oleh Rasulullah?”
Subhanallah
Hamba yang jujur pasti di sayangi Allah. Seandaniya pun seluruh dunia mendustakannya, walaupun semua orang menghapusan kejujuran dari dirinya, Allah pasti akan menurunkan pertolongan dan pembelaan dari atas langit ketujuh. Jadi kenapa takut untuk menjadi hamba yang jujur?