Waktu terus berlalu tanpa ragu menuju batas yang telah ditentukan Allah Subhanahu Wataala., sementera banyak manusia yang menjalani hidup ini dengan keraguan. Waktu terus berjalan menyusuri Lorong-lorong kehidupan dan tidak akan pernah kembali, sementara manusia lalai dan menyia-nyiakan hari demi harinya.
Matahari selalu terbit di timur dan tenggelam dibarat untuk menandai pergantian waktu, sementara banyak manusia yang masih terlelap dalam buaian dunia yang pasti akan ditinggalkannya. Sesungguhnya, tidak seorangpun dari mereka mengetahui berapa lama lagi matahari menjalankan tugas rutin mengiringi hidupnya, serta berapa lagi sisa usia yang diperuntukan baginya.
Meskipun kematian adalah sebuah keniscayaan dan aksioma kehidupann yang tidak terbantahkan, tetapi waktu kedatangannya tidak diberitahukan kepada manusia. Ia datang dengan tiba-tiba, tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Ia datang tanpa diundang dan bila sudah datang waktunya, tak seorang pun dapat mengundurkan meski hanya sekejap.
Kehidupan di dunia ini selayaknya seorang musafir yang tengah beristrihat sejenak dibawah pohon yang rindang. Ia tahu melepas Lelah dibawah pohon bukanlah tujuan akhir dari perjalanan panjangnya. maka mau tidak mau ia akan segera melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya.
Semua orang beriman telah sepakat bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, hidup di dunia ini untuk mencari bekal akhirat sebanyak-banyaknya, semua kenikmatan yang diberikan Allah akan diperhitungkan di Yaumul Akhir dan lubang corong kehidupan dunia ini menuju Surga atau Neraka. akan tetapi banyak orang beriman terlena dengan kenikmatan-kenikmatan dunia sehingga lupa dengan tujuan akhirat.
Kehidupan yang kekal abadi selama-lamanya itu mereka menggadaikannya, bahwa seakan-akan mereka tahu kematiannya masih lama dan masih ada waktu untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata'ala
Allah Subhanahu Wataala berfirman dalam QS. Al Munafiqun : 11
Artinya:
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan."
Dalam benak manusia selalu memikirkan bagaimana menjalani hidup di dunia dengan enak. untuk mendapatkan kenikmatan itu tidak segan mereka rela mengeluarkan biaya berapapun, rela menggadai seluruh waktunya untuk bekerja, juga rela menguras seluruh pemikiran mereka demi mendapatkan kehidupan enak di dunia. Seharusnya, yang selalu dipikirkan adalah bagaimana menyiapkan kematian dengan enak. Sehingga meniggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Sebagaimana sabda Rasullulah :