Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rusdy Keliata

#bukan siapa-siapa

Ashabul Ukhdud, Pembantaian Penganut Ajaran Nabi Isa AS

Diperbarui: 4 Juni 2021   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ashabul Ukhdud, Pembantaian Penganut Ajaran Nabi Isa AS (unsplash/inaki del olmo)

Al Qur'an merupakan kalamullah yang diwahyukan melalui Jibril kepada Nabiyullah Muhammad SAW. Didalamnya, terdapat banyak sekali kisah-kisah yang dapat kita petik hikmahnya. 

Diantaranya ialah kisah Ashabul Ukhdud, kisah yang jarang sekali dibicarakan ini merupakan salah satu kisah yang Allah abadikan dalam qur'an surat Al Buruj ayat 1-9. Kisah ini terjadi sekitar tahun 523 M di Najran ketika Yaman di kuasai oleh kabilah Himyar dengan raja terkahir Zur'ah Dzu Nuwaz.

Sungguh kisah ini sangat mengagumkan, di mana orang-orang beriman yang memiliki keteguhan hati menjaga ketauhidan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, rela dibakar di dalam parit api yang tengah berkobar, karena menolak untuk memilih murtad. Kebengisan sang raja dholim ini tanpa kasih. ia membakar seluruh kaum Faimiyun dari bayi hingga orang dewasa yang membangkang kepadanya.

Menurut Al-Mufradat fi Gharib al-Quran , " Ukhdud " berasal dari kata " Khadd " yang artinya "selokan lebar dan dalam di tanah." Disebutkan demikian karena diyakini sebagai tempat pembakaran terjadi. 

Ukhdud terletak 5 km arah selatan kota najran di Arab Saudi. Peristiwa ini terjadi setelah masa kenabian Isa AS, dan sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Daerah Najran yang dihuni oleh kaum Faimiyun pada saat itu masih memegang ajaran tauhid dari Nabi Isa AS.

Kisah Ashabul Ukhdud diceritakan panjang dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim dalam kitab Az-Zuhd bab "Qishashotu Ash-habil Ukhdud was Sahir war Rahib wal Ghulam: 3005".

(Kisah ini coba disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. adapun soal kata yang tidak sama berdasarkan hadits, tetapi dipilih sesuai makna seirama)

***

Baca juga : Kiat Mudah Belajar Membaca Al Quran dengan Cepat dan Tepat

Kisah lengkapnya

Dahulu pada zaman Bani Israil, ada seorang raja yang menggantungkan segala perkara atas pandangan seorang penyihir. Ketika penyihir itu dalam usia senja, dirinya merasa perlu mencari pengganti, seorang anak muda yang cerdas, cekatan serta tangkas untuk melanjutkan tongkat estafet sebagai penyihir kerajaan. Pemuda itu akan dilatih dan diajari ilmu sihir. Raja pun menyetujui hal itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline