Lihat ke Halaman Asli

irwan hidayat

uninus bandung

Pedagang Online Keluhkan Medsos Down

Diperbarui: 23 Mei 2019   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pxhere.com

Kebijakan pemerintah melakukan blokir sosial media dan aplikasi perpesanan membuat pedagang berbasis online mengalami penurunan penjualan sangat tinggi. "Hari ini sejak WA, FB dan IG down, penjualan menurun sampai 70%," tutur Efi seorang penjual online asal kota Bukittinggi Rabu (23/5/2019).

Efi yang mempunyai produk mukena sulaman khas dari Bukittinggi tersebut biasa melakukan penjualan secara online melalui media sossial facebook, Instagram dan aplikasi perpesanan WA.

Setelah ketiga apikasi tersebut down, membuat usahanya nyaris lumpuh total. Sejak siang hari, dia hanya satu dua kali melayani pembelian dari konsumennya, itupun bukan melalui media online, melainkan penjualan secara konvensional. "Yang beli hanya orang-orang yang sudah berlangganan dengan dia saja,dan itu lewat telepon seluler biasa, karena pesan melalui FB,IG dan WA nyaris tidak bisa dilakukan," ungkapnya. Padahal, pelanggan Efi banyak berasal dari luar daerah, termasuk luar Sumatra yang biasa melakukan pemesanan melalui aplikasi WA atau sosial media.

Bahkan kata Efi, dia terpaksa kehilangan konsumennya karena tidak bisa berkomunikasi sama sekali. "Kemarin sudah ada janji dengan pelanggan dari Padang, mereka rencananya mau datang hari ini, tapi karena tidak bisa berkomunikasi, akhirnya batal datang," imbuhnya.

Penjualan secara online kata Efi sangat mengandalkan sosial media dan aplikasi perpesanan WA,IG,dan FB Baik untuk melakukan promosi, maupun komunikasi, termasuk mengirimkan bukti transfer dalam bentuk foto.

Saat ini kata dia, memang masih bisa membuka sosial media, namun dia tidak bisa mengunggah foto-foto produk untuk promosi. Yadi mengaku kaget ketika mengetahui pemblokiran aplikasi perpesanan WA dan sosial media akan dilakukan selama tiga hari. "Saya kira hanya satu hari. Kalau tiga hari terpaksa harus nguras tabungan untuk kebutuhan sehari-hari," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline