Lihat ke Halaman Asli

Hati-hati "Kubu" Capres-Cawapres Pembohong!

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mari berpikir realistis terhadap nuansa politik saat ini. Sangat perlu mendasari proses berpikir itu: kita adalah bangsa berdaulat. Lalu, skema politik kita anulir menjadi struktur yang membangun kebangsaan. Politik adalah alat perancah forum diskusi akbar yang hasilnya membawa kemaslahatan orang banyak, yaitu rakyat Indonesia itu sendiri.

Mungkin bukan hanya ilustrasi "banyolan": olah raga tinju adalah "adu jotos" yang semata menemukan juara, bukan permusuhan. Debat dalam diskusi semata mencari kebenaran, bukan mencari pemenang. Demikian juga dalam kancah politik pemilihan presiden dan wakil presiden kali ini, "adu jotos" penyampaian ide, program, dan misi-visi bernuansa kebangsaan harus semata demi kedamaian dan kemakmuran bangsa Indonesia pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, kedua "kubu" calon presiden dan wakil presiden harus menyadari bahwa bangsa ini adalah milik bangsa ini, bukan jadi milik "kubu" yang menang, siapa pun itu. Lalu, ketika calon-calon tersebut berorasi, bangsa ini akan melihat dan menilai siapa yang jujur, siapa yang berbohong, siapa yang niat durhaka, siapa yang menginginkan kekuasaan semata, dan siapa yang benar-benar tulus membimbing rakyat ini ke kemakmuran dan kesejahteraan.

Kedua "kubu" calon presiden dan wakil presiden adalah manusia biasa, tetapi memang berwibawa dan cakap dalam bidang masing-masing. Akan tetapi, ada dua karakter yang berbeda, yang satu lembut dan yang satu keras dalam bersikap. Apakah hal tersebut ada kaitannya dengan "sikap tegas"? Sekali lagi, perlu pemikiran realistis untuk menjawabnya. Coba kita lihat para koruptor bangsa kita! Bukankah mereka orang pintar, berwibawa, bersikap rohani, berjabatan tinggi, selalu "kebangsaan" dalam perkataan? Kenyataannya? Astaga, merekalah perongrong kesejahteraan dan martabat bangsa ini.

Dengan demikian, apa yang dapat kita perbuat dalam menyikapi keadaan politik saat ini? Cobalah berpikir realistis! Kita pergunakan segala akal dan pikiran sehat kita untuk mamilih yang benar. Cermati "kubu" mana yang jujur dan bakal pembohong, bukan semata capres dan cawapresnya. Dan yang satu ini, tim sukses masing-masing "kubu" sering menyampaikan pesan nirakal sehat, berbelit, emosional, cenderung bersikap cari musuh. Hati-hatilah, mereka sering bekerja karena kepentingan pribadi, tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya. Noraknya, sadar atau tidak, ucapan-ucapannya bahkan sering menyimpang dari visi-misi calon presiden dan wakil presiden yang diusungnya. Berhati-hatilah! Jika calon presiden dan wakil presiden ternilai cakap memimpin bangsa ini, tetapi "kroco-kroconya" ada yang luput dari kecakapan itu.  Jayalah Indonesia!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline