Lihat ke Halaman Asli

6 Peraturan Menulis dari George Orwell yang Wajib Kamu Patuhi

Diperbarui: 21 April 2016   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://georgeorwellnovels.com/"][/caption]George Orwell konon adalah salah satu penulis dunia yang paling banyak dibaca karyanya. Ada dua novel George Orwell, yang paling banyak dibaca, Animal Farm dan 1984. Dua karya ini selain sangat popular sebagai karya satire, juga mendapat kecaman dari berbagai pihak. Orwell dinilai menunjukkan wajah yang berbeda dalam karya dan pandangan politik yang kerap ia tegaskan dalam wawancara atau obrolannya. Barangkali itu yang membuatnya jadi penulis yang kontroversial sekaligus banyak dibicarakan.

Selain dua novel itu, sebelumnya Orwell juga pernah menulis sebuah novel semi otobiografi yang tak kalah bagusnya. Down and Out in Paris and London, terbit dalam bahasa Indonesia sebagai Terbenam dan Tersingkir di Paris dan London.

Selain menulis fiksi, Orwell juga menulis sejumlah esai dan ia terkenal dengan jurnalisme sastrawinya yang aduhai bagus. Selain menjadi novelis yang paling banyak dibaca, beberapa pihak juga menyebutnya sebagai salah satu penulis esai terbaik dalam bahasa Inggris.  Salah satu kumpulan esainya yang baru terbit adalah Bagaimana si Miskin Mati.

Bagaiman Orwell menulis? Ia punya beberapa aturan yang ia tuangkan dalam “Politics and the English Language,”. Dalam tulisan ini, George Orwell memberikan enam aturan bagaimana menulis secara efektif:

1. Jangan pernah gunakan metafora, simile, atau ungkapan yang biasa kita lihat pada karya cetak

Untuk menjadi penulis yang baik, salah satu caranya adalah bagaimana memperlihatkan perbedaanmu dengan penulis yang lain. Maksudnya bukan baru atau berbeda secara utuh, sebab memang—sebagaimana adagium yang banyak kita dengarkan—tak ada yang baru di bawah matahari. Berbeda di sini bisa dimaksudkan sebagai ciri khas atau model menulis yang unik.

Jika gaya bahasamu sama, ungkapan yang kamu pakai itu-itu saja, maka kamu hanya akan menjadi seperti penulis kebanyakan. Tidak ada yang spesial dari kalimat-kalimatmu, tidak ada yang membuatmu diingat dan dikenang sebagai seorang penulis yang hebat. Maka untuk itu, jadilah penulis yang berbeda. Jangan memakai kalimat yang biasa kamu baca atau biasa ditemukan di banyak tempat.

Jika kamu menulis dengan pembukaan seperi “Tahukah Anda…”, “ Siapa yang tidak kenal…”,  atau “Pada suatu hari…” maka kamu memang bukanlah penulis yang spesial. Kalimat seperti itu sudah terlalu banyak dan sering kita baca. Kalau Orwell masih hidup dan kamu menyodorkan tulisan semacam itu padanya, mungkin ia akan menamparmu, menyuruhmu masuk tong sampah dan memintamu jangan pernah bermimpi lagi menjadi penulis.

Memakai kalimat yang itu-itu saja membuat tulisanmu terasa menjemukan. Pembaca akan kabur dan memilih bacaan lain. Apalagi kalau kamu menulis semembosankan itu dari awal. Nah, sebagai penulis keren, carilah kalimat-kalimat yang unik dan memikat. Menulis adalah salah satu cara mencoba meraih hati, mencoba memikat pembaca untuk melanjutkannya sampai akhir tulisan.

2. Jangan pernah gunakan kata panjang jika bisa menggunakan kata pendek

Otak manusia memiliki kemapuan terbatas dalam mencerna informasi. Untuk itu, sebuah informasi harus dibikin ringkas dan jelas. Jika kalimatmu terlalu panjang, bukan hanya pembacamu yang akan kecapaian membaca, kamu juga akan ngos-ngosan saat menuliskannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline