Lihat ke Halaman Asli

Irwan Ade Putra

seorang yang sedang belajar mengajar

Romi, TV dan HP

Diperbarui: 23 Oktober 2021   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Sekilas tidak ada yang luar biasa dari foto ini, selain kumpulan orang-orang yang menatap kearah dinding. Tetapi jika diperhatikan lebih seksama maka akan keliatan ada gambar smartphone didepan patung Yesus Kristus.

Malam ini (22/10/21) Saya dapat kiriman foto dari teman di kampungnya. Romi nama panggilannya, beberapa tahun lalu dia tinggal di Makassar dengan niat untuk berkuliah, namun setelah menyelesaikan kuliahnya beberapa semester dia memutuskan untuk break, istirahat, cuti ataupun apapun namanya. 

Yang pasti dia tidak melanjutkan kuliahnya karena pembayaran SPP yang tidak sanggup dia bayarkan. Setelah itu dia kerja serabutan kesana kemari untuk hanya sekedar bisa maka ini di Kota Anging Mammiri ini.

Singkat cerita kami berkenalan lalu Romi ikut pindah tinggal dibilangan Jln Faisal ke tempat kami dan teman-teman lainnya selalu berkumpul. 

Sampai suatu saat ingin pulang merayakan Natal dikampung halamannya dan tidak kunjung balik lagi karena beberapa alasan, tentu alasan biaya transportasi akomodasi walaupun beberapa minta beli tiket dan sudah dikirimkan tapi tidak juga beranjak sampai orang tuanya berpulang dan memustuskan untuk tetap tinggal.

Dia lahir di Nusa Tenggara Timur tepatnya di  Desa Ceos, Urung Dora Kabupaten Manggarai Timur. Selalu banyak cerita menggelitik yang mengundang tawa, sekaligus miris mendengarnya. 

Seperti saat dia naik kapal pertama kali ke Makassar tahun 2012, setelah tiba dia menghabis waktu sepanjang hari di Jembatan penyebrangan Jln. Pettarani yang menghubungkan jalan depan kantor Antara ke depan Ramayana, tentu jembatan itu sudah tidak ada lagi berganti jalan layang. 

Bersama temannya dia sangat menikmati tiupan angin serta pemandangan mobil dan motor yang tak henti-hentinya lalu lalang dibawah mereka, sangat bahagia karena sudah tiba dikota. 

Sebab waktu dikampung untuk sekadar melihat  mobil atau bepergian sampe kekota dia harus berjalan ke jalan raya, lalu   menunggu beberapa jam dipinggir jalan untuk dapat melihat mobil yang lewat, kalau benar ini berkendara kekota tentu selain menunggu lama juga harus berharap keberuntungan agar mobil tersebut tidak full terisi oleh orang-orang yang juga ingin kekota, jika tidak harus menunggu mobil berikutnya. Mungkin dia terkaget-kaget lagi ketika ke makassar lalu melihat tol layang yang melintang disepanjang jalan pettarani.

Romi setelah beberapa lama, dia selalu mengupdate situasi dikampungnya dengan berbekal smartphone, yang pada saat awal tiba disana  sangat bangga bukan karena membawa Ijazah kelulusan kuliahnya tapi karena ada handphone yang senantiasi dia tentang,  walaupun butuh berjalan dan menaiki pohon untuk hanya mendapatkan signal. Yang penting gaya katanya.. hahahahha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline