Lihat ke Halaman Asli

Mengolah Air Sungai Menjadi Air Bersih

Diperbarui: 24 Oktober 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : http://www.memobee.com/"][/caption] Penyediaan air dalam suatu kota dengan sumber air baku dari air sungai atau air danau biasanya dilakukan dengan mengolah air melalui instalasi pengolahan air minum atau dalam bahasa sononya disebut dengan water treatment plant. Nah, plant itu kan salah satu artinya adalah pabrik, jadi jangan salahkan saya kalo judulnya menggunakan kata pabrik. Tujuan utama dibuatnya instalasi ini dimaksudkan untuk mengurangi kekeruhan yang terdapat dalam air permukaan tersebut. Pada dasarnya terdapat 3 proses yang berlangsung pada instalasi, yaitu proses koagulasi, proses sedimentasi, dan proses penyaringan.

Sebelum didistribusikan kepada pelanggannya melalui jaringan perpipaan, air bersih yang dihasilkan didisinfeksi untuk membunuh bakteri yang berbahaya bagi manusia. Jadi, hasil olahan air dari PDAM sebenarnya dan seharusnya sudah dapat langsung diminum. Kelemahan terletak pada jaringan perpipaan yang seringkali mengalami kekurangan tekanan air sehingga mikroorganisma dapat masuk ke dalam pipa bila terjadi kebocoran .

Dari prinsip pengolahan tadi, kita dapat menerapkannya untuk membuat pabrik pengolahan air sederhana. Sangat sederhana, malah, karena kita tidak perlu melakukan proses penyaringan. Proses penyaringan ini kita abaikan karena proses penyaringan umumnya dilakukan untuk proses yang berlangsung secara kontinu, untuk menyaring sisa-sisa partikel yang tidak mengendap. Sementara proses yang kita lakukan adalah proses batch (sekali jalan) sehingga bila koagulasi dan flokulasi berhasil, maka diharapkan semua partikel akan mengendap dan air di atasnya menjadi jernih dan bisa dimanfaatkan. 

Berikut adalah langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penjernihan air :

  1. Tampung air sungai atau air danau dalam wadah penampung sebanyak 200 liter. Bisa menggunakan drum bekas kapasitas 200 liter.
  2. Siapkan papan berbentuk dayung sebagai alat untuk pengaduk.
  3. Masukkan tawas sebanyak 1-2 sendok makan ke dalam air yang akan diolah.
  4. Aduk campuran air dan tawas dengan kecepatan penuh selama 1 - 2 menit. Kecepatan penuh di sini maksudnya agar campuran tawas dengan air dapat bercampur sempurna sehingga partikel penyebab kekeruhan dapat tertangkap oleh ion tawas.
  5. Selanjutnya teruskan pengadukan selama 5 - 10 menit secara perlahan. Perlahan di sini maksudnya agar partikel yang sudah bergabung dengan ion tawas dapat menggumpal lebih besar dan tidak pecah kembali.
  6. Setelah pengadukan, diamkan selama kurang lebih 4 jam agar semua flokulan mengendap di dasar wadah.
  7. Air jernih siap digunakan.

Catatan :

  1. Harga tawas cukup murah dan dapat dibeli di toko kimia per kilogram.
  2. Dosis tawas kira-kira harus pas, tak boleh lebih tak boleh kurang, umumnya 1 - 2 sendok (tergantung tingkat kekeruhan air). Apabila terlalu banyak maka air akan menjadi lengket sedang bila kurang, maka flok tak terbentuk sempurna sehingga susah mengendap.
  3. Sesuaikan perbandingan antara jumlah tawas dengan volume air yang akan diolah. Apabila flok tidak terbentuk, tambah dosis tawas; sebaliknya bila air menjadi lengket, kurangi dosis tawas.
  4. Bila tawas tidak diaduk, maka flok tidak akan terbentuk. Kesalahan yang terjadi umumnya adalah menggantungkan tawas yang dibungkus dalam kain ke dalam wadah/sumur tanpa diaduk.
  5. Pabrik air ini bukan untuk mengatasi kekeringan, karena kalau tidak ada air tak ada yang dapat diolah.
  6. Tergantung kualitas air baku, kualitas air yang dihasilkan tak kalah dengan kualitas air PDAM.

Sekian. Siapa tahu bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline