Jam 01.00 tgl .14 Februari 2024, hujan sangat deras disertai suara gemuruh petir sahut menyahut di Jakarta, pertanda apakah ini?
Hari ini adalah hari pemilihan presiden dan anggota legislatif di Indonesia, hingga jam 8.30 hujan mulai reda walaupun langit masih mendung,, Ku langkahkan kaki ku menuju kendaraan pribadiku dengan suasana hati yang tak menentu, karena hari ini suaraku dibutuhkan untuk menentukan siapa pemimpin Indonesia berikutnya, dari arah rorotan Jakarta Utara kupacu motorku melewati jalan sekda saefullah dan menuju jalan sarang bangau di daerah cilincing masih di rorotan,, sampai depan komplek marinir terlihat air sudah mulai menggenang antara 10-15 cm,, kupikir ah mungkin karena komplek marinir jadi banyak air,, kulaju terus motorku memasuki jalan baru marunda, cuaca saat itu memang tidak hujan tapi masih terlihat basah jalanan bekas hujan semalam. Kupacu kendaraan ku kira-kira hanya 40 km/jam jadi tidak terlalu kencang tiba-tiba setelah melewati turunan jembatan kulihat banyak sekali motor putar balik, di otaku berpikir apakah ada operasi polisi atau ada sesuatu yang membuat mereka putar balik, biasalah kalau di daerah ku ketika ada polisi operasi mereka sering putar balik,, tapi,, ini kan pemilu mana mungkin polisi operasi, motorku tetap kupancu kearah jalan cakung cilincing semakin mendekati lampu merah cakung cilincing semakin banyak motor yang mengarahkanku putar balik,, aku curiga jangaa-jangan banjir nih,,,.
Dan... benar di depan mataku terlihat air menggenang lebih tinggi dari pada depan komplek marinir ,,ah pikirku masih bisa kulewati maka aku terjang , kebetulan kendaraan ku motor besar dan tinggi jadi aku slow saja, karena tujuan ku untuk memilih capres, makanya aku terjang, alhamdulillah motorku tidak mati seperti motor lainnya, kupancu motorku kearah jalan cakung-cilincing menuju kearah ancol karena daerah pencoblosanku di daerah cengkareng, tiba didepan stasiun kereta api tanjung priok kembali diriku bertemu dengan kemacetan yang diakibatkan karena air menggenang dan ini lebih tinggi dari air menggenang di jalan baru marunda,, ya Allah pertanda apakah ini? Aku hanya mau memberikan hak suaraku untuk calon presiden kenapa tantangannya banyak sekali, kembali aku terjang air menggenang tersebut ini air tertinggi setelah dua kali yang aku lewati, dengan tekad mau memilih aku terjang kembali.
Sampai di jalan R.E Martadinata tepatnya depan Ancol kembali ini bukan hanya air menggenang ini benar-benar banjir, air dari sungai depan ancol meluap menutupi jalan depan ancol, banyak kendaraan berpikir ulang untuk melewati nya bahkan banyak yang kembali tidak melanjutkan perjalanan mereka, karena di jalan tersebut aku tidak diijinkan lewat aku belok kiri kearah jalan pademangan kulihat terlihat kering,, kupacu kembali dengan sebuah harapan aku bisa memilih presiden, tapi... ketika sudah memasuki sepertiga memasuki jalan pedemangan aku diminta putar balik oleh orang-orang yang berkendaraan sepeda motor, tapi aku tetap nekat melanjutkan perjalanan ku,, dan yang kulihat sungguh membuatku tanjub...didepan kulihat banjir lebih dalam dari yang terakhir kulewati dan uniknya anak-anak disana malah senang dengan berenang-renang di jalanan, sungguh pemandangan yang membingungkan apakah ku kajutkan atau aku putar balik dan menjadi golput? Di Otaku berpikir tapi setalah ku pikir-pikir ini momen 5 tahun sekali, maka aku putuskan untuk aku terjang saja banjir itu dan banyak orang melarang nya tapi aku nekat bismillah
kupacu terus motorku alhamdulillah sepanjang kurang lebih 500 m bajir bisa aku lewati lagi sambil geleng-geleng kepala ku pikir untuk memenuhi hak ku sudah kelalui ini semua,, aku lanjutkan terus sepeda motorku tiba-tiba kulihat lagi lebih parah dari sebelumnya banjir lebih tinggi hampir 60-80 cm dengan kondisi air mengalir deras harus aku lalui untuk sampai tpsku...bismillah aku nekat kembali terjang banjir ini sedikit nekat aku,, alhamdulillah walaupun berat sekali karena arus air dan tinggi banjir tapi bisa aku lewati tiba aku di jalan gunung sahari dan ku lanjutkan ke jalan arah stasiun kota alhamdulillah disana aman tidak ada air menggenang ataupun banjir,, sampai di jalan daat mogot km.10 kembali aku di suguhi banjir yang banyak mengorbankan sepeda motor menjadi mogok,, oh,, semoga hanya sampai disini saja tantangan ku , kembali kuterjang banjir itu dannnnn... aku kembali dihadapkan dengan banjir di km.11 astaqfirullah,,,, sebegitu sulit untuk menuju tps, kembali ku terjang banjir ini dengan tekat menjadi pemilih, dan alhadulillah aku sampai dengan selamat di lokasi tps pukul 11.30 menit dengan banyak perjuangan.
Semoga perjuangan ku ini terobati dengan hadirnya pasang baru presidan dan legislatif, semoga mereka tidak mengecewakan rakyatnya karena sepanjang jalan kulihat tps-tps tetap melakukan aktivitasnya walaupun bajir,, semoga dengan pengorbanan rakyatmu kau menjadi pemimpin yang bisa amanah dan memenuhi harapan rakyatmu, tuntutan kami tidak banyak hanya buatlah rakyat indonesia nyaman di negara sendiri, makmur dinegara sendiri , aman di negara sendiri. itu mungkin yang banyak didamba-dambakan kita semua, jangan buat kami kecewa dan menyesal dengan usaha kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H