Lihat ke Halaman Asli

Irwan E. Siregar

Bebas Berkreasi

Sekolah Pagi Buta di NTT

Diperbarui: 3 Maret 2023   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajar yang terlambat di Kupang. (Foto: antara)

KEBIJAKAN Gubernur Nusatenggara Timur, Viktor B Laiskodat, meminta sekolah dimulai pada pukul 05 pagi terasa mengejutkan. Betapa tidak, saat orang sedang enak tidur terpaksa harus bangun lebih cepat lagi untuk segera pergi ke sekolah.

Masalahnya bukan hanya di situ saja. Sepagi itu jalanan masih sepi. Sementara angkutan umum belum lagi beroperasi. Tentu saja hal ini sangat mencemaskan. Terutama masalah keamanan bagi murid perempuan.

Tujuan gubernur menerapkan peraturan baru sudah tentu untuk kebaikan. "Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04. Pukul 04.30, mereka sudah harus jalan ke sekolah sehingga pukul 05 sudah tiba di sekolah. Supaya apa? Itu etos kerja," kata Viktor dalam pertemuan dengan kepala sekolah, pada 23 Februari lalu. Karena itu, menurut gubernur, anak-anak sudah harus tidur pukul 10 malam.

Bagi umat Islam soal bangun pagi sebenarnya sudah menjadi hal yang biasa. Sebelum sholat subuh disunatkan untuk mandi. Setelah subuh bahkan tjdak boleh tidur lagi. Setidaknya sampai waktu syuruk, saat terbitnya matahari. Ada semacam pomeo: kalau tak bangun pagi rezeki akan dipatok ayam.

Namun, dikhawatirkan peraturan ini akan menjadi masalah karena peraturan tersebut diberlakukan di kawasan yang penduduknya mayoritas beragama Nasrani. Kalau di Jawa Timur yang banyak pesantrennya mungkin akan lancar-lancar saja. Sebab, jauh sebelum subuh para santri sudah bangun. Dan usai subuh langsung melaksanakan berbagai kegiatan.

Untunglah, setelah kegiatan sekolah jam 5 pagi dimulai di kota Kupang (NTT), ternyata tidak ditemui kendala yang besar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT), Linus Lusi, mengatakan ada 10 sekolah yang sudah menetapkan untuk masuk jam 05.30 pagi. Sementara ini hanya untuk murid kelas 12 di 10 sekolah. "Semua kepala sekolahnya sudah menyatakan kesanggupan," katanya seperti dikutip Antara, Rabu (1/3).

Respons murid pun dikabarkan cukup baik. Di SMA 1 Kupang, misalnya, pada awalnya datang sekitar 16 orang dari 400-an siswa, tetapi setelah memasuki jam 05.30 semakin banyak yang datang walaupun terlambat.

Membiasakan segera tidur dan bangun cepat, tentu saja banyak hikmahnya. Warga Singapura dikatakan lebih maju dari warga Asia Tenggara lainnya karena lebih cepat bangun pagi. Mereka juga tampak lebih sehat karena banyak berjalan kaki. Dari apartemen ke tempat pemberhentian kendaraan umum harus berjalan kaki. Demikian pula turun dari kendaraan menuju ke kantor.

Untuk lebih mendukung program yang dicetuskan Gubernur Laiskodat, alangkah baiknya jika fasilitas pejalan kaki pun diperbaiki dan dijaga keamanannya. Dengan begitu, murid-murid akan lebih bergairah berjalan pagi hari ke sekolah. (irwan e siregar)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline