Lihat ke Halaman Asli

Irwan E. Siregar

Bebas Berkreasi

Siapa Bilang Jelek Layanan kepada Pasien BPJS?

Diperbarui: 27 Februari 2023   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kartu BPJS. (Foto: dok. Pribadi)

PANDANGAN rendah dan buruk rasanya sulit lepas dari BPJS. Padahal, dari berita-berita yang dimuat di media massa, masih sangat kecil persentase orang yang dikecewakan pelayanan BPJS di rumah sakit.

Sering terdengar pasien BPJS menjadi warga kelas dua. Tapi, benarkah tudingan tersebut? Bulan lalu saya mengamatinya di sebuah rumahsakit swasta yang terbilang terbaik di kota Pekanbaru. Saya kebetulan pasien BPJS yang mendapat rujukan ke dokter spesialis di sana.

Datang agak pagian antre masih sedikit. Baik di loket khusus BPJS maupun di loket umum terasa nyaman. Setelah mendapat nomor antrean, posisi antara pasien biasa dengan pasien BPJS sudah tidak tampak lagi. Sama-sama dilayani sesuai nomor antrean.

Padahal, waktu itu karena merupakan pasien rujukan, saya ditangani dokter spesialis terbaik di sana. Tidak sekalipun disinggung tentang BPJS. Bahkan saat diputuskan harus diperiksa dengan peralatan endoskopi yang agak mahal juga biaya. Malahan kemudian saya dirujuk ke dokter spesialis lain setelah ada hasil dari pemeriksaan lewat endoskopi.

Hanya mendaftar kembali di loket BPJS di rumahsakit itu juga, bisa langsung diperiksa dokter spesialis lainnya. Setelah itu dirujuk lagi ke bagian therapi tanpa proses yang bertele-tele. Usai diperiksa dokter memberikan surat untuk melakukan pemeriksaan dua pekan kemudian. Semua proses ini tak ada hambatan di BJPS maupun rumahsakit. Pelayanan baik dan obat yang diberikan obat terbaik di rumahsakit tersebut. Padahal saya kini adalah pasien BPJS kelas 3.

Dalam rawat inap pun saya pernah mengalami perawatan yang cukup baik. Saat itu dalam perjalanan malam dari Siantar ke Pekanbaru, saya lihat ada percikan api dari kap mobil. Rupanya korsleting lampu. Saya ambil penyemprot racun api untuk memadamkan. Tapi ternyata lobang sprayernya menuju ke mata. Setelah api padam dan mata dicuci pakai air, kami lalu bergegas ke rumahsakit umum Rantauprapat. Saya dibawa ke ruang IGD. Meskipun sudah disebutkan pasien BPJS namun pelayanan yang diberikan tetap maksimal. Dokter malah menyuruh dirawat inap.

Karena waktu itu masih BPJS kelas 1, saya dirawat di ruangan yang cukup bagus. Pakai AC dan televisi layar lebar mirip di hotel bintang 1. Paginya dapat sarapan yang cukup enak.

Merasa sudah baikan, pagi itu juga saya minta pulang. Kebetulan hari libur Ahad. Tapi mereka tetap berusaha mengurus semuanya, sehingga tak sampai satu jam administrasi sudah selesai. Saya tak ada membayar sepeser pun. Termasuk parkir kendaraan selama semalaman.

Jadi, kalau masih ada yang meragukan pelayanan terhadap pasien BPJS saya rasa karena cuma mendengar cerita orang saja. Tidak mengalami sendiri. Semoga layanan BPJS bisa semakin baik. (irwan e siregar)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline