Lihat ke Halaman Asli

Mauritius: Sebuah Teladan tentang Kekuatan Pendidikan dalam Membangun Negara

Diperbarui: 20 April 2024   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Pendidikan tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lebih dari itu, pendidikan adalah fondasi dari kemajuan suatu bangsa.

Mauritius, sebuah negara kecil di benua Afrika, memberikan sebuah teladan yang mengagumkan tentang bagaimana kekuatan pendidikan dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan sebuah negara.

Pernyataan bahwa "menghancurkan pendidikan berarti menghancurkan sebuah negara" tidak bisa dianggap enteng. Konsep ini terasa begitu relevan ketika melihat bagaimana Mauritius memperlakukan pendidikan sebagai layanan mendasar yang harus diakses oleh setiap warga negaranya tanpa memandang latar belakang ekonomi mereka.

Dalam konteks Mauritius, pendidikan tidak dipandang sebagai komoditas yang diperjualbelikan, melainkan sebagai investasi jangka panjang bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Satu hal yang membedakan pendidikan di Mauritius adalah aksesnya yang merata dan gratis dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ini menciptakan landasan yang kuat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya.

Tidak adanya biaya transportasi dari rumah ke sekolah juga merupakan inovasi yang penting, menghilangkan hambatan yang seringkali menghalangi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan.

Namun, bukan hanya akses yang menjadi fokus Mauritius, tetapi juga kualitas pendidikan yang mereka tawarkan. Negara ini tidak hanya mengutamakan keberhasilan akademis, tetapi juga mempromosikan integritas dan moralitas dalam proses pendidikan.

"Bahwa merendahkan kualitas pendidikan atau membiarkan praktik curang merajalela akan membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat".

Tulisan di atas menggambarkan dengan jelas betapa bahayanya jika pendidikan dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang tidak etis.

Kasus yang disampaikan tentang pasien yang meninggal di tangan dokter yang lulus dengan curang, rumah-rumah yang roboh karena insinyur yang lulus dengan curang, atau kehilangan keadilan karena hakim yang lulus dengan curang, semuanya menyoroti konsekuensi tragis dari praktik curang dalam pendidikan.

Praktik seperti ini tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan dan kesejahteraan publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline