Kurang lebih dalam tiga bulan terakhir, kampanye pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah menghadirkan dinamika yang menarik.
Berbeda dari pendekatan sebelumnya, kampanye ini mencoba melembutkan citra Prabowo Subianto yang sering dianggap sebagai tokoh militer dengan memperkenalkan elemen "gemoy" atau gemas-monyetkan.
Strategi "gemoy" diharapkan dapat membangun koneksi emosional antara Prabowo dan rakyat, menunjukkan sisi humanis dan dekatnya beliau dengan masyarakat.
Hal tersebut, menjadi langkah penting untuk melawan stigma terkait pelanggaran HAM yang pernah dialamatkan kepadanya.
Namun, sebagian pihak menyatakan bahwa strategi "gemoy" ini kontraproduktif.
Beberapa menilai bahwa penggunaan istilah tersebut tidak selaras dengan karakter Prabowo yang selama ini dikenal sebagai sosok tegas dan keras.
Pro dan Kontra mengenai strategi ini menciptakan ruang diskusi yang menarik di tengah masyarakat.
Sementara itu, fokus utama kampanye paslon 02, Pranowo -Gibran, terletak pada isu-isu krusial seperti job creation, harga sembako, dan keadilan sosial.
Pertanyaan mengenai bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dan mengendalikan harga sembako menjadi sorotan utama.
Hal tersebut, dihubungkan dengan upaya hilirisasi dan program makan siang serta susu gratis.
Harapan masyarakat kepada paslon 02 Prabowo -Gibran, tampak jelas tergambar dalam keinginan untuk melanjutkan program-program yang sudah berjalan.