Pendidikan telah menjadi subjek yang menarik perhatian manusia sepanjang sejarah. Beragam pemikiran dan definisi telah muncul dari berbagai ahli dan filsuf tentang esensi dan tujuan pendidikan.
Berbicara tentang esensi pendidikan, saya akan memulai dari dua pandangan yang berbeda antara Stella van Petten Henderson dan Kohnstamm dengan Gunning.
Di satu sisi, Henderson melihat pendidikan sebagai kombinasi pertumbuhan insani dengan warisan sosial, do sisi lain, Kohnstamm dan Gunning menekankan peran pendidikan dalam membentuk hati nurani manusia.
Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan dan persamaan antara kedua pandangan tersebut, serta implikasinya terhadap praktik pendidikan.
Pendapat Stella van Petten Henderson
Stella van Petten Henderson menghadirkan pandangan yang menarik mengenai pendidikan. Baginya, pendidikan adalah gabungan dari pertumbuhan insani dan warisan sosial.
Dia menggambarkan pendidikan sebagai proses yang tidak hanya memperkaya individu secara pribadi tetapi juga membentuk hubungan dengan masyarakat dan budaya di sekitarnya.
Pertumbuhan insani mengacu pada proses di mana individu berkembang secara pribadi, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual.
Pendidikan memainkan peran penting dalam membantu individu menggali potensi dan menemukan identitasnya.
Dalam konteks ini, mencakup pengembangan keterampilan, pemahaman, dan kepribadian yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan produktif.
Di sisi lain, warisan sosial mencerminkan pengaruh budaya, nilai, dan pengetahuan kolektif yang diteruskan dari generasi ke generasi.
Melalui pendidikan, individu tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang sejarah, budaya, dan tradisi, tetapi juga belajar untuk menghargai keragaman dan memahami perspektif yang berbeda-beda dalam masyarakat.