Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami perubahan signifikan dengan diperkenalkannya konsep "Merdeka Belajar".
Kurikulum Merdeka Belajar memiliki tujuan untuk memberikan keleluasaan kepada peserta didik dalam menentukan jalannya proses pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal, dan mengembangkan kreativitas serta inovasi.
Namun, di balik keleluasaan ini, terdapat aspek yang tidak kalah penting, yakni pengembangan karakter dan etika siswa.
Dalam tulisan ini, kita akan menyelidiki peran Kurikulum Merdeka Belajar dalam membentuk karakter dan etika siswa, serta bagaimana hal itu dapat membentuk kepribadian mereka secara holistik.
Sebelum kita lebih jauh membahasnya, penting untuk memahami bahwa pendidikan tidak hanya sebatas transfer pengetahuan akademis, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan etika.
Karakter dan etika menjadi landasan penting dalam membentuk pribadi yang berkualitas, mengajarkan nilai-nilai moral, dan membantu siswa mengembangkan sikap yang positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Kurikulum Merdeka Belajar, dengan memberikan keleluasaan lebih kepada siswa, dapat menjadi wadah yang efektif untuk membentuk karakter dan etika.
Salah satu elemen utama dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang dapat berkontribusi pada pengembangan karakter siswa adalah pemberdayaan diri.
Dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan jalannya pembelajaran, mereka diharapkan dapat mengambil tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Inilah yang menjadi fondasi bagi pengembangan karakter seperti inisiatif, tanggung jawab, dan disiplin.
Siswa yang memahami arti tanggung jawab akan cenderung lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka, baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Selain itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga memberikan ruang bagi pengembangan etika melalui pembelajaran yang kontekstual.