Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Berlayar di Lautan Kehilangan

Diperbarui: 20 Desember 2023   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang yang merasa kehilangan (Foto: Kajian Amalan Islam)

Di lautan kehilangan yang sunyi,
Aku berlayar, tak tahu arah tujuan.
Ombak hati yang bergelora,
Menyapu perahu hampa, hanyut dalam pelukan lara.

Dermaga kenangan terlihat jauh,
Seolah terkubur dalam kabut kelam.
Lentera cinta yang padam,
Menyisakan bayang-bayang gelap di atas permukaan air.

Bening air laut mencerminkan wajahku,
Luka-luka waktu terpantul di mata yang perlahan mati.
Angin sepoi-sepoi membisikkan rahasia hati,
Tapi hanya kesepian yang menjawab, di laut yang tak berujung.

Gelombang tak henti menerjang,
Seperti kenangan yang tak pernah padam.
Terombang-ambing, terpukul, terantuk,
Seakan tubuhku menari-nari dalam permainan masa lalu.

Anganku layu seperti bunga di gurun,
Debu kenangan menari-nari di atas air.
Bertahanlah, perahu hatiku yang rapuh,
Di lautan kehilangan yang memaksa untuk dilupakan.

Gelap, hampa, dan sunyi,
Suara deburan ombak menyanyikan elegi.
Di lautan ini, aku berlayar sendiri,
Dalam pencarian akan sesuatu yang sudah hilang.

Namun, di tengah kehampaan, ada kekuatan,
Matahari terbit, membawa harapan di ufuk timur.
Aku akan terus berlayar,
Meski di lautan kehilangan yang tak pernah berakhir.

Tambolaka, 20 Desember 2023

Oleh: Irwan Sabaloku 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline