Lihat ke Halaman Asli

WeDebat Capres Indonesia: Pemenangnya Siapa? Sorotan Media Asing Mengungkap Ketegangan dan Kejutan!

Diperbarui: 15 Desember 2023   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada Selasa lalu, panggung politik Indonesia memanas dengan debat capres yang menjadi sorotan media asing, termasuk Al-Jazeera, Reuters, ABC News, Channel News Asia (CNA), dan Straits Times.

Debat ini menjadi babak pembuka dari lima debat yang disiarkan di televisi menjelang pemilihan presiden pada 14 Februari tahun depan. Dalam artikelnya berjudul "Indonesia's first presidential debate: Five key takeaways," Al-Jazeera memberikan catatan penting terkait ketegangan dan unggul-unggulan yang muncul selama dua setengah jam perdebatan.

Mengutip beberapa kalimat Anies, Prabowo, dan Ganjar, masing-masing kandidat mencoba membawa isu-isu krusial ke panggung debat.

Anies, dalam laporan Reuters, menyoroti peraturan yang dibengkokkan demi kepentingan penguasa, sambil menekankan pentingnya memberi suara pada generasi muda yang peduli pada nasib bangsa yang terpinggirkan.

Prabowo, seperti dilaporkan ABC News, menegaskan tekad untuk membenahi dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang perlu ditegakkan, dengan fokus pada upaya memberantas korupsi yang merajalela.

Ganjar, dalam laporan ABC, menyampaikan data dari Indonesia Corruption Watch mengenai kerugian negara selama 10 tahun terakhir, mencapai angka yang fantastis, setara dengan kebutuhan untuk membangun ribuan puskesmas.

Namun, meskipun media asing memberikan sorotan intens terhadap debat ini, apakah benar tidak ada yang unggul? Dalam pandangan banyak pengamat lokal, hasilnya dapat dianggap seri.

Yohanes Sulaiman, seorang dosen hubungan internasional di Universitas Jenderal Achmad Yani di Bandung, menyatakan bahwa debat awal ini tidak kemungkinan besar mengubah opini masyarakat yang sepertinya terus bergerak bagi Anies, Prabowo, dan Ganjar.

Menariknya, Reuters dalam artikel "Indonesian presidential hopefuls face off in heated debate on law, human rights" menyoroti ketegangan dalam debat terkait isu hukum dan hak asasi manusia.

Bagaimana para kandidat merespon pelanggaran hak asasi manusia di seluruh Indonesia dan keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang menurunkan batas usia minimum bagi pejabat terpilih untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden. Ini menjadi salah satu momen krusial yang membedakan para calon, dan ketika media asing mencatatnya, perhatian dunia terhadap arah politik Indonesia semakin terbuka.

Melalui lensa Channel News Asia (CNA) dan Straits Times dari Singapura, kita dapat melihat bagaimana panasnya debat menjadi fokus utama liputan. Dalam artikel "Indonesian presidential candidates spar in first debate, digging up one another's past and dangling pledges," CNA menyoroti saling tuduh antar-kandidat mengenai tindakan atau peristiwa dalam sejarah masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline