Lihat ke Halaman Asli

Jauh dari Sinyal: Guru dan Siswa di Zona Hitam Pendidikan

Diperbarui: 22 November 2023   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begini jadinya, jika akses internet di sekolah jauh dari yang di harapkan bersama dalam mempersiapkan generasi pendidikan unggul (Foto: Tribun Manado)

Di tengah kilauan kemajuan teknologi di era digital ini, masih ada daerah di negeri ini yang terlupakan, tempat di mana sinyal internet seperti bayangan yang tak pernah datang. Di sinilah kisah para guru dan siswa di Zona 'Hitam' Pendidikan dimulai.

Pendidikan adalah kunci menuju masa depan yang cerah, namun, di beberapa sudut terpencil negeri ini, pintu menuju pengetahuan itu terlihat begitu jauh. Di tengah perbincangan tentang revolusi industri 4.0, banyak daerah masih berjuang untuk merasakan getaran internet yang menyala.

Salah satu tuntutan dalam pendidikan saat ini adalah penerapan ujian online bagi peserta didik di seluruh indonesia. Sisi positif dari sistem tersebut nampak terlihat, dimana akan mempermudah sekolah dan para siswa. Namun tidak dengan beberapa sekolah di daerah tertentu.

Seperti halnya, yang terjadi pada 15 April 2023 yang lalu, salah satu sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan ujian akhir sekolah (UAS) di salah satu kebun warga karena minimnya akses terhadap internet di sekolah.

SMA Katolik St Arnoldus Mukun, sekolah yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur adalah bukti dari ketidaksetaraan akses internet di daerah terpencil, yang saat itu menjadi sorotan media lokal maupun nasional.  

Sejarah panjang ketidaksetaraan akses internet di daerah terpencil menciptakan jurang pendidikan yang mendalam. Dengan infrastruktur yang minim dan sinyal yang nyaris tidak terjangkau, guru dan siswa di Zona 'Hitam' Pendidikan berhadapan dengan tantangan monumental.

Seperti halnya kita ketahui bersama, internet bukan semata merupakan sebuah hiburan atau sarana komunikasi. Bagi pendidikan, ini adalah jendela dunia yang membawa pengetahuan tanpa batas. Di daerah terpencil, tanpa akses ini, guru dan siswa kehilangan akses ke sumber daya pendidikan, peluang pembelajaran terkini, dan pelatihan profesional.

Pendidikan berbasis internet dapat membuka pintu bagi metode pengajaran yang lebih interaktif dan inklusif, namun, di Zona 'Hitam' Pendidikan, kekayaan ini tetap menjadi mimpi yang sulit dicapai. Buku tulis dan papan tulis adalah teknologi paling mutakhir yang dapat diandalkan.

Guru di Zona 'Hitam' Pendidikan menjadi pahlawan sejati yang berjuang melampaui keterbatasan. Mereka tidak hanya harus menjadi pengajar tetapi juga harus menjadi penjelajah dalam mencari sumber daya pendidikan terbatas. Pertanyaannya, sejauh mana tanggung jawab pemerintah untuk memberikan solusi?

Salah satu masalah paling mendasar adalah infrastruktur yang kurang memadai. Jalan-jalan yang tidak teratur dan minimnya listrik menjadi hambatan nyata dalam membawa internet ke daerah terpencil. Apakah pemerintah memiliki rencana nyata untuk menanggulangi masalah ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline