Lihat ke Halaman Asli

Demokrasi Berkualitas atau Drakor Politik? Menyoroti Sambutan Jokowi di HUT Golkar ke-59

Diperbarui: 10 November 2023   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Demokrasi Berkualitas atau Drakor Politik? Menyoroti Sambutan Jokowi di HUT Golkar ke-59"

Presiden Joko Widodo Saat Memberikan Sambutan Pada Ulang Tahun Ke 59 Partai Golkar di Kantor DPD Golkar, Jakarta (Sumber Foto: CNBC).
Pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-59 Partai Golkar yang digelar di kantor DPP Golkar, Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutannya dengan menyoroti dinamika politik menjelang Pemilihan Presiden 2024. Dalam pidatonya, Jokowi menggarisbawahi pentingnya berkompetisi secara sehat dan beradu gagasan yang konstruktif.

Jokowi mengekspresikan keinginannya agar kompetisi politik jelang Pilpres 2024 tidak dipenuhi oleh drama, drakor (drama Korea), dan sinetron dari masing-masing kubu politik. Ia mengingatkan bahwa pertarungan seharusnya bersifat ideologis dan membangun, bukan memecah belah dan saling fitnah.

"Keinginan untuk menang itu juga boleh-boleh saja itu wajar, bertanding untuk menang itu hal yang sangat wajar, tapi yang harus tetap kita tunjukan demokrasi berkualitas demokrasi yang tidak pecah belah, yang tidak saling fitnah, demokrasi yang membangun dan menghasilkan solusi masalah bangsa, menghasilkan strategi kemajuan bangsa," ungkap Jokowi.

Dalam konteks ini, Presiden menegaskan bahwa terlalu banyak dramatisasi dan emosionalitas dalam politik dapat merugikan semua pihak. Ia menyatakan bahwa pertarungan seharusnya berfokus pada ide dan gagasan, bukan pada pertarungan emosi dan perasaan.

"Yang saya lihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Mestinya pertarungan gagasan, mestinya pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," tegasnya.

Jokowi mengingatkan bahwa setiap kubu seharusnya fokus pada bagaimana menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan. Seharusnya, kata Jokowi, persaingan politik merupakan peraduan gagasan untuk kemajuan bangsa, bukan sekadar pertarungan perasaan.

"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot kita semua. Tidak usah saya teruskan nanti kemana-mana dan ingat mulai dari sekarang yang kita pegang betul nanti jika menang jangan jumawa jika kalah juga jangan murka. Setelah berkompetisi saya setuju Pak Prabowo bersatu dan rukun kembali ini adalah pertandingan antar anggota keluarga sendiri antar sesama anak bangsa yang sama-sama ingin membangun Indonesia," tutup Jokowi.

Dalam konteks politik yang semakin kompleks, sambutan Jokowi ini menjadi panggilan untuk kembali ke esensi demokrasi yang sehat dan berintegritas, di mana persaingan politik tidak hanya melibatkan perasaan dan dramatisasi tetapi juga mengedepankan ide dan solusi untuk kemajuan bersama. Masyarakat diharapkan untuk menuntut pertarungan politik yang substansial dan menghindari jebakan polarisasi yang dapat merugikan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline