Lihat ke Halaman Asli

Irvan Setyo

Mahasiswa,mahasiswa

Pengaruh Pola Makan Sehat terhadap Kesehatan Remaja Kesehatan

Diperbarui: 3 Desember 2024   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Abstrak
Pola makan sehat telah lama dikenal memiliki dampak positif terhadap kesehatan fisik, namun pengaruhnya terhadap kesehatan mental masih sering dipandang sebelah mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara pola makan sehat dan kesehatan mental. Melalui pendekatan kuantitatif dengan survei kepada 200 responden, penelitian ini menemukan bahwa individu yang menerapkan pola makan sehat cenderung memiliki tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola makan tidak sehat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pengembangan program kesehatan mental yang lebih holistik.

Kata Kunci: pola makan sehat, kesehatan mental, stres, kecemasan, depresi

Pendahuluan
Pola makan yang baik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga dapat berperan penting dalam mendukung kesehatan mental. Dalam beberapa dekade terakhir, banyak penelitian menunjukkan bahwa nutrisi yang tepat dapat memengaruhi suasana hati dan kognisi seseorang. Asupan gizi yang seimbang diketahui dapat meningkatkan kadar neurotransmiter yang berperan dalam regulasi emosi, seperti serotonin dan dopamine. Sebaliknya, pola makan yang buruk, termasuk konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh, dapat memicu atau memperburuk gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut pengaruh pola makan sehat terhadap kondisi psikologis seseorang.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei cross-sectional. Sebanyak 200 responden berusia antara 18 hingga 40 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mencakup dua bagian utama: (1) pertanyaan mengenai pola makan sehat, yang meliputi frekuensi konsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur, dan makanan kaya omega-3, dan (2) pertanyaan mengenai kesehatan mental, menggunakan skala depresi, kecemasan, dan stres (DASS-21). Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.

Hasil dan Pembahasan
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa 65% responden yang menerapkan pola makan sehat menunjukkan skor yang lebih rendah pada skala depresi, kecemasan, dan stres. Sebaliknya, kelompok yang cenderung mengonsumsi makanan cepat saji dan tinggi gula menunjukkan skor yang lebih tinggi pada skala tersebut. Penurunan tingkat kecemasan dan depresi pada individu dengan pola makan sehat kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar serotonin yang dihasilkan dari konsumsi makanan kaya asam amino triptofan, yang berperan dalam sintesis serotonin.

Selain itu, omega-3 yang banyak ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon, juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak dan mengurangi peradangan yang berhubungan dengan gangguan mental. Namun, meskipun pola makan sehat menunjukkan hasil yang positif, penelitian ini juga menemukan bahwa faktor-faktor lain seperti aktivitas fisik dan dukungan sosial turut berkontribusi pada kesehatan mental seseorang.

Kesimpulan
Pola makan sehat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan mental, dengan individu yang mengonsumsi makanan bergizi cenderung memiliki tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih rendah. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan pola makan mereka sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan mental. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggali mekanisme yang lebih mendalam terkait hubungan antara nutrisi dan kondisi psikologis serta faktor-faktor pendukung lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline