Lihat ke Halaman Asli

Good Words

Put Right Man on the Right Place

Kambuaya "Show Off": Potret Lemahnya Pengelolaan Ego Timnas Indonesia

Diperbarui: 3 Januari 2023   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ricky Kambuaya | Sumber gambar: bola.okezone.com

Lagi-lagi pemain Timnas Indonesia menjadi bulan-bulanan warganet atas kegagalan timnas Indonesia menjadi juara grup dan harus puas di posisi runner-up, karena hanya menang 2-1 atas Filipina.

Dialah Ricky Kambuaya yang dianggap egois saat berhadapan satu lawan satu dengan bek Filipina dalam serangan balik. Ia dinilai pamer (show off), memaksa mendribel sendiri dan tak mau mengumpan. Ia tak mampu finishing dengan baik yang berakibat salah mengambil kuputusan.

Lantas, benarkah Kambuaya "egois" hingga tak sudi berbagi umpan dengan Ilija Spaso?

Jika melihat ulang dalam tayangan lambat, terlihat pandangan Kambuaya terlalu fokus pada bola. Ia tak begitu perhatian pada sekitar, kemungkinan ia tak begitu paham dengan keadaan sekelilingnya. 

Bisa jadi karena Kambuaya merasa "terancam/tertekan" saat bek Filipina yang mencoba menghalau dan merebut bola.

Sebenarnya hal ini sudah sangat biasa terjadi dalam tim-tim dengan "chemistry" yang lemah. Tim yang tak memiliki ikatan yang kuat akan cenderung merasa tertekan sepanjang pertandingan. 

Di bawah tekanan, pemain bisa berubah dari 'kita' menjadi 'saya'. Itu sering terjadi. Dari sinilah benih-benih "ego" dalam tim muncul.

Psikolog olahraga Bill Beswick, yang pernah bekerja untuk Manchester United dan Inggris, mengatakan bahwa sebenarnya peran ego bagi pemain sangat kuat dan bisa menjadi kekuatan pendorong di balik performa. 

Mantan gelandang Manchester United Roy Keane, misalnya, ia memiliki kepercayaan diri yang kuat dan ia memaksimalkan egonya untuk membuat yang terbaik dari dirinya sendiri.

Contoh lain, pembawaan Ronaldo secara visual sangat percaya diri, sedangkan Messi tampil cenderung pendiam dan tenang, tetapi keduanya memiliki ego. 

Di saat pemain seorang pemain memiliki tingkat kepercayaan tertinggi dan di saat yang sama mampu mengendalikan ego, maka keajaiban bisa terjadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline