Mencerca, menghina, mengutuk bahkan menertawakan pak Vanto dalam bentuk Meme bagi saya adalah suatu tindakan yang buang-buang waktu dan energi.
Mengapa? Kita ketahui bahwa orang ini sudah kebal kritik, tak punya malu dan mungkin tak punya hati lagi. Tak hanya nafsu tubuh yang mengendalikan dirinya tetapi juga nafsu kaum-kaum serakah yang memanfaatakan posisi dan jabatannya.
Coba ingat lagi deretan kasus yang menerpa beliau dan cara tanggap kita atas kasus-kasus itu. Nyaris sama kan? Apa ada yang berubah setelah Anda memberi reaksi seperti itu? Nihil. Bahkan setumpuk soal pun terus bertambah.
Mungkin ada yang mengira dengan diviralkannya berita tentang Pak Vanto dapat mempengaruhi kebijakan dan posisi hukum di negeri ini? Saya bisa pastikan tidak.
Selama banyak elit yang masih berlindung di balik 'Papa', selama itu pula drama politik ini belum berakhir. Selagi Papa masih punya KUASA, drama politik selalu berakhir tragis. Selama itu pula Hukum di negeri ini terus dipermainkan.
Lalu bagaimana? Saat hukum masih bisa diotak-atik daya KUASA, sangat sulit bahkan mustahil orang sekelas pak Vanto bisa disentuh. Cara paling singkat adalah merontokan kekuasaannya dulu baru bisa ditikam pedang hukum. Ibarat ular, dia akan terus melawan jika Bisanya masih ada, namun menjadi lemah tak berdaya jika bisanya habis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H