Lihat ke Halaman Asli

Barcelona dan Liverpool, Ukiran Sejarah Comeback Terbaik di Dunia Sepak Bola

Diperbarui: 9 Juni 2020   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada saat di era kepelatihan Luis Enrique, Barcelona telah mengejutkan para penggemar olahraga di dunia khususnya pecinta klub FC Barcelona dengan hasil yang sangat mustahil dengan membalikan ketertinggalan ketika sudah tertinggal 4-0 di leg pertama Barcelona mampu mengembalikan ketertinggalan di leg kedua. 8 Maret 2017, Barcelona membuat Camp Nou bergemuruh hingga pertandingan menuju akhir. Nyanyian menghentak dari para cules di Camp Nou membuat adrenalin yang sangat tinggi pada para pemain Barcelona.

Andres Iniesta sudah menegaskan bahwa ketika harapan semakin tipis untuk derajat tertentu, justru bisa membuat sebuah tim menjadi sangat berbahaya. Dan, penyihir dari Catalan tersebut membuktikan ucapannya. Banyak peluang dari Paris Saint-Germain untuk membunuh laga di Camp Nou. Beberapa kesempatan menambah jumlah agregat tidak dimaksimalkan. Barcelona sendiri tak bermain sangat istimewa, namun mereka menunjukkan gairah dan mempunyai mental juara untuk memenangkan pertandingan di Camp Nou. 

Gol Sergi Roberto di menit ke-95 menjadi pertanda bahwa Liga Champions adalah panggung drama sesungguhnya. Seluruh penonton di Camp Nou Berteriak histeris bahwa klub kesayangannya lolos untuk melanjutkan ke semi final. Defisit empat gol dibayar lunas dengan kemenangan 6-1. Agregat berubah 6-5 untuk keunggulan Barcelona. Perjuangan atau mental pemenang hebat ini adalah tamparan balik dari Luis Enrique kepada para haters yang mencaci maki sepanjang satu bulan ke belakang. 

Ini adalah comeback terbaik yang dimana ada juga comeback di Istanbul yang dimainkan Liverpool melawan AC Milan di Final Liga Champions 2005. AC Milan unggul terlebih dahulu di babak pertama dengan skor 3-0 dan pada saat di ruang ganti. Pemain AC Milan sudah berpesta terlebih dahulu untuk merayakan kemenangan itu. Mereka seluruh staf dan para pemain sangat yakin dan percaya diri kalau tim nya akan memegang kemenangan Liga Champions. 

Wasit meniupkan peluitnya untuk lanjut babak ke 2, dimana para pemain Liverpool masih sangat optimis dan tetap semangat untuk mengembalikan keadaan. Gol cepat Steven Gerrard di awal babak kedua membuat skor berubah 3-1, tembakan keras Vladimir Smicer ke pojok gawang Dida juga semakin mendekati untuk mengembalikan keadaan untuk Liverpool dengan skor 3-2, dan rebound penalti dari Xabi Alonso membuat pertandingan semakin panas. Liverpool berhasil menahan AC Milan dengan skor imbang 3-3 pada waktu 90 menit, dilanjutkan menuju perpanjangan waktu untuk siapa yang akan menjadi juara Liga Champions 2005. Dua kali 15 menit selama perpanjangan waktu, Milan gagal menemukan jalan untuk menyerang ke gawang Liverpool sampai wasit menuipkan peluit sebagai tanda babak perpanjangan waktu telah selesai dan melanjutkan babak penentuan terakhir di titik putih. Hanya ada dua pemain AC Milan yang berhasil menyelesaikan tugasnya, yaitu Jon Dahl Tommason dan Kaka, tentu saja berkat penyelamatan Dudek kiper dari Liverpool telah menjuarai Liga Champions di tahun 2005. 

Dua kesuksesan comeback kedua klub ini telah menjadi ukiran sejarah dalam Liga Champions Eropa yang tidak mudah terjadi lagi. Mental bertanding pemain kedua klub Barcelona dan Liverpool yang terus membara menjadi kunci, selain itu tentu saja kejeniusan pelatih meracik strategi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline