Lihat ke Halaman Asli

Irvando Damanik

Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

Marah-marah Ratna Sarumpaet, Antara Kepedulian dan Kepentingan "Lain"

Diperbarui: 3 Juli 2018   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.tribunnews.com

Kemunculan perempuan yang dikenal sebagai salah satu aktivis wanita yang cukup vokal di negeri ini dalam waktu yang bersamaan dengan kehadiran Menteri Koordinator Kemaritiman -- RI, Luhut Binsar Panjaitan mengundang tanda tanya serta pro-kontra di kalangan masyarakat. 

Ratna Sarumpaet tiba-tiba saja hadir saat Luhut Binsar Panjaitan berbicara didepan para keluarga korban KM Sinar Bangun yang tenggelam beberapa minggu lalu saat membawa penumpang yang diperkirakan melebihi kapasitas kapal. Pria berdarah Batak itu sampai harus bicara dengan nada tinggi setelah Ratna mencoba untuk memotong pembicaraannya seraya meminta pemerintah tetap melakukan pencarian korban tenggelam dan mengevakuasi jenazah dan kapal yang masih berada di dasar danau. 

Perdebatan yang berlangsung di Posko Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara kemudian diakhiri dengan pengamanan yang dilakukan beberapa aparat kepada wanita yang dikenal sering mengkritik kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu keluar tenda dan coba di tenangkan oleh beberapa pihak.

Dibalik debat panas kedua sosok penting yang dikenal publik itu, apa sebenarnya arti kemunculan Ratna Sarumpaet sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menghentikan pencarian dan evakuasi kapal dan korban KM Sinar Bangun yang tenggelam beberapa hari lalu?

Apakah hal yang beliau lontarkan adalah benar-benar mewakili hati nurani sebagai seorang aktivis yang sangat peduli dengan penderitaan yang dialami oleh keluarga korban yang ditinggalkan dan masih berduka? Atau lebih kepada pesan-pesan khusus yang sarat muatan politik? Atau maksud lain?

Semua elemen masyarakat bisa menyaksikan apa  yang sudah dilakukan pemerintah melalui BASARNAS yang bekerjasama dengan pihak pemerintahan setempat, kepolisian, TNI dan semua pihak-pihak yang sudah ikut terlibat dalam upaya pencarian hingga ditemukannya titik lokasi dimana KM SInar Bangun tenggelam. 

Setiap hari kita bisa menyaksikan tim dikerahkan dari pagi hingga malam hari, baik menggunakan transportasi laut dan udara kecuali saat-saat tertentu ketika cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian mengingat kondisi cuaca didaerah Danau toba dan sekitarnya akhir-akhir ini kurang bersahabat.

https://news.detik.com

Segala cara juga sudah dikerahkan dalam pencarian hingga proses evakuasi hingga melibatkan beberapa peralatan teknologi tinggi seperti robot dalam air milik BPPT, alat ROV observer dan beberapa alat canggih yang ikut dilibatkan. Masa pencarian dan evakuasi juga sudah diperpanjang oleh pemerintah dari waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. 

Namun kondisi medan yang tidak memungkinkan yaitu jasad dan bangkai kapal yang berada didasar danau yang diperkirakan mendapai 450 meter menjadi salah satu alasan hingga kini tidak bisa dilakukan proses evakuasi. Keterbatasan kemampuan penyelam dan alat bantu yang digunakan memaksa pemerintah harus berkoordinasi dengan tim serta meminta masukan kepada keluarga korban untuk langkah-langkah selanjutnya.

Namun sangat disayangkan disaat keluarga korban sudah mulai memahami alasan evakuasi akan dihentikan, tiba-tiba Ratna Sarumpaet datang bak pahlawan yang mengatasnamakan dirinya sebagai wakil dari mereka yang berduka.

Kita harus lebih dewasa dalam berpikir sekalipun itu untuk kepentingan politik. Ada momen dimana pesan politik itu pantas dan tidak pantas dikaitkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline