Suatu ketika, sebuah mobil yang masih baru melaju dalam perjalanan yang sangat mulus dan tiba-tiba diluar dugaan mengalami pecah ban yang tanpa diketahui pasti apa penyebabnya dan akhirnya kehilangan keseimbangan dan terjungkal hingga berguling-guling ditengah-tengah jalan yang mulus. Mobil yang tadinya mulus, seketika hancur hingga wujudnya berubah 50% dari kondisi awal. Si pengemudi pun mengalami luka yang cukup serius akbita kecelakaan tunggal tersebut. Apakah hal itu terpikirkan? Sama sekali tidak, bahkan tidak terlintas sedikitpun dipikiran si pengemudi. Bagaimana bisa mobil yang masih baru, termasuk semua komponennya masih dalam keadaan bagus tiba-tiba mengalami hal yang luar biasa dalam waktu yang sangat singkat.
Demikianlah perjalanan hidup yang dilalui oleh setiap orang dimuka bumi ini,dimana setiap hal yang terjadi merupakan sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Namun sangatlah perlu untuk kita dapat dengan bijaksana untuk mempersiapkan segala sesuatu yang bisa saja terjadi bahkan terkadang hal itu diluar kemampuan akal sehat kita. Apakah itu? Salah satunya adalah bijaksana dalam mengelola bidang Finansial secara Cerdas.
Mengelola Finansial itu terdengar sangat umum dan hal biasa, namun sampai saat ini sangat banyak masalah yang dihadapi oleh seseorang terlebih sebuah keluarga yang ujung-ujungnya letak masalahnya adalah ketidakmampuan dalam mengelola Aspek Finansial dengan baik dan bijaksana. Dalam menjalani kehidupan terlebih dalam suatu keluarga, salah satu aspek paling pengting yang harus dijalankan dan dipersiapkan secara matang adalah aspek Finansial, kemudian aspek lainnya di urutan berikutnya. Aspek ini menjadi sangat penting karena, untuk semua urusan dalam menjalani hidup tetap ada hubungannya dengan aspek finansial.
Baiklah saya mencoba berbagi pengalaman dalam mengelola Finansial di dalam keluarga. Saat ini saya sudah menikah dan memiliki dua orang anak yang usianya 2 tahun dan yang tertua 5 tahun dan sudah mengikuti kelas TK Besar. Saya bekerja sebagai Pegawai di Pemerintahan dan demikian juga dengan istri saya. Well, anda sudah mengetahui berapa penghasilan yang saya terima /bulan untuk menghidupi keluarga dan semua yang menjadi pengeluaran dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Hal pertama yang penting anda ketahui adalah bukan seberapa besar penghasilan yang bisa anda dapatkan, tetapi seberapa bijak dan efisien anda dapat memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. Dan harus menjadi perhatian, bijak dan efisien bukan berarti menurunkan kualitas hibup anda.
Dalam mengelola keuangan, kita harus paham betul perbedaan dari "Kebutuhan" dan "Keinginan". Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipernuhi/dibutuhkan agar kehidupan dapat berlangsung, sedangkan keinginan merupakan sesuatu yang diharapkan namun tidak menjadi penentu kehidupan dapat terlaksana atau tidak.
Dari penghasilan bulanan anda, harus di buat list prioritas "kebutuhan" berdasarkan apa yang memang harus anda siapkan/belanjakan agar tidak mengganggu kehidupan sehari-hari anda. Misalnya: Makanan, Pakaian, Listrik, Air, Gas, Uang sekolah, dll. Setelah semua terpenuhi sekarang anda harus memikirkan dua hal berikutnya yaitu tabungan dan keinginan. Ketika membahas tabungan inilah terkadang kita harus sangat bijaksana dalam perencanaan keuangan. Apalagi menabung merupakan hal yang baru dalam kehidupan kita, dan kita bukanlah kelompok keluarga dengan penghasilan menengah keatas. Sementara disaat bersamaan, kita merasa kehidupan kita mulus-mulus saja dan lancar-lancar saja tanpa ada hambatan/ masalah, sehingga dorongan untuk melakukan perencanaan finansial melalui menabung menjadi sangat berat. Namun disisi lain, tanpa kita pikirkan kita terlena akan kondisi yang berjalan tersebut sehingga kita tidak ada tindakan preventif dan disitulah kita menjadi pribadi yang kurang bijak yang selalu mengikuti keinginan hidup kita saja.
Untuk saya pribadi, saya sudah mengalami hal tersebut dalam menentukan skala prioritas antara tabungan dan keinginan. Saat ini saya menggunakan jasa salah satu Bank yang berada dalam daftar LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), untuk mempersiapkan dana pendidikan untuk kedua anak saya.
Anda ingin melihat anak anda menjalani pendidikan yang layak bukan?
Perencanaan yang saya lakukan sangat simple, dimana setelah menentukan list kebutuhan sehari-hari, berikutnya saya menyisihkan sebagian dari pendapatan bulanan saya untuk ditabung di Bank (dalam list LPS) untuk dana pendidikan anak saya yang mana metode pencairannya sudah ditentukan ketika mereka menghadapi sekolah dasar untuk tahap pencairan awal, saat memasuki SMP untuk pencairan tahap 2, saat mereka dijenjang SMU untuk pencairan ketiga, dan sisanya saat mereka memasuki perguruan tinggi.
Apakah terasa berat? Ya awalnya memang terasa berat, namun bila sudah dihitung secara matang dari awal dan sudah mengeluarkan seluruh anggaran kebutuhan, seharusnya cukup. Anda jangan menganggarkan terlalu besar atau dengan kata lain anggaran yang anda simpan untuk tabungan itu justru memberatkan anda sendiri. Dengan menyisihkan nominal yang ditabung sudah pasti akan mengurangi anggaran untuk dibelanjakan sesuai keinginan anda. Sekali lagi harus diperhatikan, bahwa menurunkan biaya pengeluaran untuk keinginan tidak harus menurunkan kualitas hidup yang anda jalani.