Lihat ke Halaman Asli

Biografi Singkat Mohammad Natsir

Diperbarui: 5 Agustus 2022   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini adalah tulisan yang saya tulis berdasarkan beberapa bacaan² saya selama kuliah dulu. selamat menikmati 

Beliau ialah Mohammad Natsir, bergelar Datuk Sinaro Panjang. Beliau lahir di Kampung Jambatan Baukia, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada 17 Juli 1908.

Beliau merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu Yukinan, Rubiah, dan Yohanusun.Ayahnya bernama Idris Sutan Saripado, juru tulis kontrolir pada masa pemerintahan Belanda. Sedangkan ibunya bernama Khadijah,yang memegang ajaran dan nilai-nilai Islam dengan teguh.  

Beliau mengenyam pendidikan dasar di sekolah Belanda dan mempelajari agama Islam dengan giat pada beberapa alim ulama. Pada umur 18 tahun (1926), beliau ingin belajar di Sekolah Rendah Belanda(HIS), namun sayangnya, beliau tidak tercapai karena ia anak pegawai rendahan. Akhirnya ia masuk sekolah partikelir HIS Adabiah di Padang.  

Sekolah Adabiah ini didirikan oleh H.Abdullah Ahmad pada tanggal 23 Agustus 1915 dengan isi dan bentuk lain dari HIS Belanda. Di sekolah ini juga mengajarkan semangat kebangsaan dan anak dari semua golongan bisa ikut belajar di sekolah ini seperti buruh,tani,dan pedagang kecil.

Selama menjalani hidup 5 bulan pertama di Padang, ia melewati hidup dengan perjuangan yang sulit. Ia harus memasak nasi, mencuci pakaian sendiri, dan mencari kayu bakar di pantai. Namun kehidupan yang berat tersebut, tidak menjadikannya putus asa dan menyerah pada keadaan. Justru ia menghadapi permasalahan hidup dengan senang hati dan lapang dada. 

Menurut Natsir, rasa bahagia bukan terletak pada kemewahan dan keadaan hidup yang serba berkecukupan, tetapi, rasa bahagia justru  timbul dari hati yang tidak tertekan dan bebas, mampu dan kuat menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghadang, dan percaya pada kekuatan pada diri sendiri.

Beberapa bulan ia belajar di sekolah Adabiah Padang, akhirnya Natsir dipindahkan oleh ayahnya ke HIS milik Pemerintah yang terletak di Solok. Di Solok inilah beliau pertama kali mempelajari Bahasa Arab dan ilmu fiqih dari Tuanku Mudo Amin pada sore hari di Madrasah Diniyah dan mengaji Al-Qur’an pada malam harinya.

Nantikan lanjutannya dari serial tentang salah satu tokoh bangsa, yaitu Mohammad Natsir 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline