Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler ke 56 Universitas Abdurrahman Wahid Pekalongan di Desa Kuta Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang mengajak para petani yang ada di desa kuta untuk menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan, yang dikemas dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan pupuk organik biosaka, Kamis (4/8) di Balai Desa Kuta.
Sosialisasi dan pelatihan dibuka oleh Kepala Desa Kuta, Cahyono yang juga mengapreasisasi langkah mahasiswa melihat harga pupuk saat ini kian mahal. Sementara untuk pupuk kimia tidak baik bagi kesehatan tanah maupun tanaman.
"Mayoritas penduduk Desa Kuta ini memang berprofesi sebagai petani, ada yang di sawah, di kebun, dan di hutan, sehingga dengan adanya pelatihan ini menjadi ilmu baru bagi para petani untuk mendapatkan pupuk dengan mudah, dan murah," Jelas Cahyono.
Pupuk biosaka sendiri merupakan salah satu inovasi dalam pembuatan pupuk organik dari bahan rerumputan yang sudah diaplikasikan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Sehingga hal tersebut sangat cocok untuk menunjang hasil pertanian yang lebih baik.
Ketua pelaksana pelaksanaan sosialisasi, Muhammad Rizqi Afiandi menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu progam kerja dari kkn kelompok 4 yang melihat potensi dari desa kuta yang kaya sumber daya alam serta masyarakatnya yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
Untuk itu mahasiswa ingin membersamai para petani untuk menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan yang mengundang narasumber dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bantarbolang.
"Narasumber kami gandeng dari BPP yang memberikan ilmunya kepada para petani. Dan petanipun disini tampak ansias mengikuti. Mungkin karena sebelumnya para petani belum mengetahui kalau ternyata dari rumput yang ada disekitar kita bisa digunakan sebagai pupuk." Jelas Afan sapaan akrabnya.
Usai materi, para petani juga diajak bersama untuk membuat pupuk biosaka yang bisa digunakan sebagai penunjunjang untuk hasil panen, dan untuk kesehatan tanah agar lebih baik. Adapun proses pembuatannya dilakukan dengan cara meremas 5 jenis rerumputan dengan jumlah kurang lebih satu genggam tangan di dalam air sebanyak 5 liter selama 15-30 menit sampai tercampur homogen tidak mengendap/ tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama.
Setelah melalui sejumlah proses tersebut, pupuk organik biosaka yang ramah lingkungan dapat digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H