Bencana alam merupakan momok bagi banyak daerah di Indonesia. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah dengan kondisi alam yang memungkinkan sering terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, gempa, dan bahkan tsunami.
Upaya menggalakkan pendidikan penanggulangan bencana sudah dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana setempat. Namun, Pondok Pesantren sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan nasional jarang tersentuh oleh pendidikan-pendidikan kebencanaan.
Latar belakang tersebut menginisiasi tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) dalam melakukan pendampingan tentang siaga kebencanaan di Pondok-Pondok Pesantren di Trenggalek.
Koordinator Lapangan Pengabdian UM (Ibu Neni Wahyuningtyas) mengungkapkan "Pondok pesantren dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019, merupakan salah satu penyelenggara pendidikan nasional.
Tapi berdasarkan observasi dan peninjauan oleh tim kami, sangat jarang bahkan terkesan tidak ada upaya pendidikan kebencanaan di Pondok pesantren.
Kami berharap dengan adanya pendampingan ini para Santriwan dan Santriwati dapat bersiaga menghadapi bencana sebagai salah satu bentuk ikhtiar dalam menjalani kehidupan".
Dilakukan pada hari Rabu, 23 Juni 2021 melalui Zoom Meeting Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren Al Itihad Darunnajah terlihat sangat antusias dalam mengikuti pendampingan. Tidak hanya mendengarkan mereka juga menanggapi, betanya, bahkan bercerita tentang pengalaman mereka dalam kegiatan pembinaan.
Program pendampingan ini pada dasarnya baru langkah awal yang dilakukan oleh Tim Pengabdian dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Ibu Neni juga mengungkapkan bahwa "tim kami akan terus melakukan kajian dan observasi pada daerah-daerah rawan bencana lainnya.
Harapan kami tidak hanya pondok pesantren di Trenggalek saja, tapi juga pondok-pondok pesantren lain di Indonesia yang daerahnya memiliki potensi bencana tinggi.
Tahun ini sebenarnya kami sudah merencanakan untuk melakukan pendampingan kepada beberapa pondok pesantren di pulau Lombok, namun karena kondisi pandemi seperti sekarang ini program tersebut masih belum dapat terealisasikan".