Lihat ke Halaman Asli

Munirul Ichwan

Karyawan sebuah PLTU

Teruslah Bergerak

Diperbarui: 4 Juni 2019   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang paling menakutkan dari perjalanan hidup manusia sebenarnya bukanlah tantangan, kesulitan, atau ancaman. Melainkan yang paling banyak "membunuh" kita justru adalah perasaan aman dan nyaman. Ya, ketika kita sudah merasa aman, maka sensor-sensor kewaspadaan kita akan melemah. 

Respon terhadap bahaya tak pernah dikondisikan untuk terus berlatih. Ujungnya akan lahir pribadi yang stagnan, lamban, dan tidak memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik. Padahal kita semua tahu jika air tidak mengalir lama-lama akan membusuk, kawanan rusa yang tak bergerak akan menjadi santapan empuk singa, dan manusia yang hari ini tak lebih baik dari hari kemarin adalah manusia yang merugi.

Jika saat ini kita sudah merasa aman dan nyaman dengan pekerjaan kita, pasangan kita, ataupun kualitas ibadah kita, maka sekarang lah saat yang tepat untuk berbenah. 

Pekerjaan yang rutin sedikit demi sedikit akan mematikan kreativitas. Jika daya kreasi sudah buntu, maka celah inovasi untuk menjadikan pekerjaan lebih efektif dan efisien tidak akan terlihat. Celaka lagi jika ternyata ada orang lain yang terus memiliki semangat belajar tinggi melihat peluang tersebut.

Dalam menjalin hubungan dengan pasangan, kita juga tidak bisa menuntut agar pasangan menerima kita apa adanya. Sangat egois jika kita tidak memupuk cinta dengan perhatian yang selalu baru dan kualitas diri yang semakin meningkat untuk membuat pasangan selalu merasa jatuh cinta lagi. 

Jangan sampai lamanya hubungan membuat kita malas memperhatikan penampilan, malas melakukan hal-hal baru bersama, serta tak lagi menganggap pasangan sebagai orang yang istimewa. Jadilah pribadi yang pantas untuk selalu dicintai.

Dalam hal ibadah, seringkali kita sudah merasa puas terhadap amalan-amalan yang selama ini dikerjakan. Lalu muncul kebanggaan dan perasaan bahwa telah pantas mendapatkan ganjaran yang telah disebutkan dalam dalil-dalil fadhilah amal. 

Rasa puas ini berbahaya karena akan menutup pintu introspeksi kekurangan amal-amal kita. Dosa-dosa kecil pun menjadi tak kasat mata. Dan yang paling buruk jika sampai timbul penyakit ujub dan sombong dalam hati karena merasa telah beribadah dengan baik. Seperti iblis yang berani menentang perintah Allah karena sudah merasa lebih baik dibandingkan Adam.

Kewaspadaan untuk selalu berbenah adalah sensor alami yang tidak boleh tumpul dalam perjalanan hidup kita. Karena kondisi paling berbahaya adalah justru saat kita telah merasa aman. Padahal jihad akbar melawan hawa nafsu akan terus berlangsung sampai kita menghadap kepada-Nya. Seorang penyair agung dari dunia Islam, Maulana Jalaluddin Rumi pernah mengatakan, "Perang melawan diri sendiri, adalah perang yang tidak pernah berakhir".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline