Tottenham Hotspur menjadi berita ketika mereka mendapat kontrak untuk sleeve sponsor, atau sponsor lengan di seragam klub, dari pemerintah Afrika Selatan.
Pada 1 Februari lalu, menurut London Times, kedua pihak meneken tanda tangan di atas kontrak bernilai 42,5 juta pound, atau lebih dari 770 miliar rupiah, untuk waktu tiga musim.
Dengan kontrak telah di tangan, maka pemerintah Afrika Selatan bisa mempromosikan pariwisata negara mereka di Premier League, melalui lengan-lengan seragam para pemain Spurs. Mungkin bunyinya akan menjadi "Visit South Africa".
Dan, kontrak itu menjadi kontrak termahal sleeve sponsor di Premier League sejauh ini. Jelas juga menjadi peningkatan dibanding sleeve sponsor Spurs saat ini, Cinch, sebuah platform online penjualan mobil di Inggris yang masih berlaku musim ini.
Kontrak Spurs dengan Cinch senilai 10 juta pound per musim dan berlaku selama lima musim sejak Januari 2021.
Yang menjadi berita adalah kontrak itu lantas dibatalkan sepekan kemudian, gara-gara protes dari penduduk Afrika Selatan.
Mereka mengkritik bisa-bisanya pemerintah Afsel melakukan investasi di luar negeri, dalam jumlah banyak pula, sementara di dalam negeri kesulitan ekonomi terus membayang.
Walau batal menayangkan "Visit South Africa", sleeve sponsor berisi promosi pariwisata masih mendominasi di Premier League. Manchester United pernah memasang iklan "Visit Malta".
Musim ini, sleeve sponsor mereka adalah DXC Technology, sebuah perusahaan TI asal Amerika Serikat.
Mereka juga diketahui mengirim proposal kerja sama dengan pariwisata Afrika Selatan dan tengah mengadakan pembicaraan untuk sponsor seragam "Visit Saudi". Sepertinya, proposal United ke Afrika Selatan akan ditolak.
Newcastle United mengadakan pembicaraan dengan Botswana pada musim panas 2022, sementara Arsenal punya "Visit Rwanda".