Lihat ke Halaman Asli

Dian S. Hendroyono

TERVERIFIKASI

Life is a turning wheel

Kiat Menghentikan Kebiasaan Menggigit Kuku

Diperbarui: 26 Desember 2022   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan mengigit kuku| Dok Shutterstock via Kompas.com

Ada yang punya kebiasaan menggigiti kuku? 

Menurut berbagai literatur, kebiasaan itu berawal dari masa anak-anak dan kalau tidak dihentikan, maka akan berlanjut hingga dewasa. Kalau masih terus menggigiti kuku saat dewasa, ya biasanya sudah sulit dihentikan.

Dari berbagai literatur juga, diketahui menggigit kuku bisa menjadi tanda orang tersebut sedang stres sampai muncul rasa cemas berlebihan. Namun, kalau menurut saya, yang punya kebiasaan menggigiti kuku, itu hanyalah cara saya untuk memotong kuku, karena saya paling tak ahli memakai gunting kuku. Maka, gigi menjadi alat paling praktis.

Menggigit kuku juga menjadi kegiatan yang dilakukan tanpa sadar, misalnya ketika kita sedang bosan, merasa lapar, atau merasa tak aman. Kuku langsung menjadi sasaran, tanpa berpikir lagi.

Tapi, setelah saya baca, ternyata mengigit kuku sama sekali tak sehat. Wajar sih, sebab kuku jari tangan, bukan kuku jari kaki, adalah bagian dari tangan yang dipakai untuk memegang berbagai benda. Meski sudah selalu mencuci tangan, tetap saja kuman akan bersarang di sana. Bahkan, ketika mengetik di laptop atau main game di hape, kuku akan terus mengumpulkan kuman.

Barangkali, memang sudah saatnya berhenti menggigit kuku, ya. Meski sudah setengah abad usia dan kebiasaan itu sudah menjadi kegiatan sehari-hari, terutama ketika kuku sudah panjang. Namun, tak ada kata terlambat!

Kebiasaan menggigit kuku yang harus dihentikan. (Sumber: Pagal Parrot Online)

Menurut situs WebMD, ada beberapa alasan mengapa menggigit kuku harus dihentikan. Yang pertama, ini yang paling bahaya, kuku adalah tempat persembunyian paling sempurna untuk kuman, bakteri, virus, dan makhluk-makhluk mikroskopik lainnya. 

Ketika jari-jari masuk mulut berkali-kali dalam satu hari, maka kuman itu dengan suka ria pindah ke mulut, tanpa filter. Plus, rusaknya kulit di sekitar kuku akibat terkena gigitan juga menjadi jalan raya lain untuk kuman bersarang.

Kedua, kuku itu keras. Bahan pembuatnya, keratin, atau tepatnya alfa-keratin, sama seperti tanduk dan cakar pada hewan. Jadi, jika gigi diadu dengan kuku, kebanyakan akan kalah. Memang, kuku berhasil terlepas dari jari berkat gigi, namun gigi juga menerima akibatnya. Bisa retak bahkan patah. Rusak deh gigi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline